Tiga Rumah Warga Anturan Tergenang Banjir

  • 30 Maret 2016
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 3364 Pengunjung
suaradewata.com

Buleleng, suaradewata.com  Tiga rumah warga di kawasan Banjar Labak, Desa Anturan, sudah lebih dari dua hari digenangi banjir. Sementara itu, tiga rumah  lainnya terkena dampak genangan air yang nyaris seminggu tak kunjung surut.

“Tidak harus menunggu musim hujan, kalau air parit pasang pasti masuk dan tetap banjir. Apalagi ketika hujan turun, air yang menggenang bukan hanya dijalan tapi sudah naik ke rumah,” ujar Nengah Naja (66) salah satu warga hampir seluruh pekarangannya terendam air, Rabu (30/3).

Sekitar 3 rumah yang terendam banjir berada tidak jauh dari saluran air yang ada di parit kecil. Sedangkan sisanya berada di bagian timur rumah yang terendam terkena dampak karena tetap melewati jalur yang terendam.

Yang menjadi ketakutan lebih besar adalah genangan air yang bisa melebihi seminggu. Dimana, gendangan air tersebut ditakutkan menjadi penyebab penyakit demam berdarah yang belakangan hari marak terjadi di masyarakat Buleleng.

“Memang belum pernah ada demam berdarah. Tapi belakangan hari sering sekali dengar berita demam berdarah dan di tempat kami tinggal banyak anak kecil. Air pun belum surut sudah seminggu bahkan kalau hujan seperti kemarin, naik lagi airnya pak,” ujar Kadek Suladra (40) yang tinggal bersebelahan dengan Naja.

Dikonfirmasi terkait kondisi tersebut, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Anturan, Wayan Suastika, yang didampingi Sekertaris Desa Anturan, Ketut Darmaya, mengatakan telah mengetahui permasalahan tersebut sejak lama.

Bahkan, pembangunan saluran drainase sepanjang yang terletak di sebelah barat rumah para warga yang terendam pun akan berkelanjutan. Yang sebelumnya, lanjut Suastika, telah terjadi pembuatan drainase sepanjang 150 meter dengan menggunakan Dana Desa pada tahun 2015.

Pembangunan tersebut pun akan dilanjutkan dengan anggaran di tahun 2016 sepanjang 200 meter untuk melanjutkan pengerjaan drainase yang sebelumnya.

“Memang, ini bukan menjadi solusi yang tentu berhasil karena kawasan pemukiman warga yang rumahnya terendam memang terletak di cerukan yang konturnya berada di bawah drainase. Solusi selanjutnya harus dibuatkan sodetan dan itu diatas tanah pribadi. Pertanyaannya adalah, apakah warga mau menyerahkan tanahnya,” papar Suastika mempertanyakan masalah penggunaan tanah milik pribadi.

Sementara itu, Ketut Darmaya mengaku, permasalahan tersebut sudah berlangsung sejak lama yang tidak pernah dilaporkan oleh warga yang rumahnya terendam. Ia pun mengaku tidak bisa mengambil inisiatif terkait prosedur pelaporan yang harus terlebih dahulu dilakukan oleh warga.

“Memang sudah lama masalahnya pak. Tapi belum pernah datang ke kantor desa untuk dilaporkan. Jika ada laporan, maka akan cepat kami tangani,” pungkas Darmaya menegaskan.adi


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER