Aksi Penanaman Swadaya, Hutan Selat Mulai Proses Penghijauan

  • 26 Februari 2016
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 4331 Pengunjung
suaradewata.com

Buleleng, suaradewata.com  Hutan lindung yang terletak di kawasan selat mulai dilakukan penanaman secara swadaya. Kegiatan penanaman tersebut dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Bali Tengah, Kelompok Petani Hutan wilayah Bali Tengah, Kodim 1609/ Buleleng, dan turut juga dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Buleleng, Jumat (26/2).

Kegiatan penanaman dikawasan seluas 25 hektare yang berada di Dusun Tukad Juwuk, Desa Selat, Kecamatan Sukasada tersebut dilakukan untuk turun memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya keberadaan hutan. Diharapkan, kepedulian akan menanam tersebut bisa menggerus kebiasaan melakukan penebangan liar.

Kepala UPT KPH Bali Tengah, Irwan Abdullan, mengatakan, kali ini ada sekitar 11.000 berbagai jenis tanaman yang ditanam di kawasan tersebut. Kondisi hutan pun telah gundul disebabkan aksi penebangan liar secara secara besar-besaran beberapa tahun lalu.

Masyarakat pun melakukan alih fungsi hutan dengan menanam bunga pecah seribu yang sehingga menjadi areal perkebunan untuk mencukupi kebutuhan hidup. Pihak KPH pun tidak sertamerta mampu merubah kebiasaan masyarakat tersebut. Dan rehabilitasi dilakukan secara perlahan-lahan dengan melibatkan warga yang dulunya sering melakukan penebangan liar.

Irwan mengatakan, pendekatan yang dilakukan kepada warga perlahan dan terus menerus. Beberapa perangkat desa pun turut dilibatkan untuk melakukan konservasi terhadap sejumlah kawasan hutan yang sering dirambah dan mulai minim pohonnya.

Upaya menumbuhkan kesadaran pun tidak kemudian dilakukan dengan kegiatan konservasi melainkan dengan membentuk kelompok petani binaan yang terdapat di sekitar kawasan hutan.

“Hasilnya sudah mulai terlihat dan kesadaran masyarakat sudah tampak mulai meningkat. Karena awalnya berburu kayu hutan dan sering terjaring penangkapan, kini mulai sadar dan turut melakukan penanaman,” ujar Irwan.

Diharapkan, kesadaran tersebut semakin tumbuh dengan dibukanya kesempatan kepada masyarakat yang berminat untuk melakukan aksi penanaman dengan menanam tumbuhan penghasil buah-buahan.

“Kami juga memberikan beberapa tanaman yang buahnya bisa diambil sehingga tidak dilakukan penebangan sebab sudah dilarang. Mereka pun tidak harus lagi memburu kayu sebagai hasil hutan melainkan ada buah seperti durian, manggis yang fungsinya bisa sebagai pelindung secara heterologi dan nanti buahnya diharapkan bisa diambil masyarakat,” pungkas Irwan.

Ketua kelompok petani hutan Wanamerta Desa Wanagiri, Wayan Kardi mengatakan, kini ia bersama 82 orang anggota kelompoknya telah memperoleh manfaat dari menanam beragam jenis pohon di kawasan hutan. Ia mengakui jika dulunya banyak masyarakat yang gemar merambah gutan, tetapi kini sudah tidak ada lagi.

“Selain menanam bibit pohon buah, kami juga mulai melakukan penanaman bibit-bibit kayu jati dan kayu mahoni. Beberapa tahun lagi mulai bisa dilakukan penjarangan dan penanaman sehingga mampu menghasilkan tanpa mengurangi fungsi hutan,” ungkap Kardi.adi


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER