Isu Tarif Penyebrangan Malam Naik, Penumpang Mengeluh
- 03 Juli 2015
- 00:00 WITA
- Jembrana
- Dibaca: 2134 Pengunjung
Jembrana,suaradewata.com-Adaya isu tariff kapal penyebrangan dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Pelabuhan Ketapang Banyuangi akan pada malam hari, membuat para warga mengeluh. Pasalnya, kenaikan tariff tersebut dinilai sangat memberatkan para pengguna jasa.
Manager Operasional PT. ASDP Indonesia Ferry Wahyudi Susianto. kamis (2/7) mengatakan, sampai saat ini, pihaknya belum menerima kepastian akan diberlakukannya tariff baru. Meskipun sosialisasi terkait dengan kenaikan tariff tersebut sudah disosialisasikan melalui media masa. Kenaikan tariff tersebut, rencananya hanya untuk menguraikan antrian yagng terjadi di Gilimanuk yang selalu terjadi setiap mudik lebaran. “Rencana kenaikan tariff tersebut berlaku pada 13 Juli hingga 16 Juli 2015 mendatang dengan perbedaan tarif siang dan malam. Namun pihaknya belum berani memastikan kenaikan tarif tersebut karena belum menerima dasar hukumnya,” katanya
kenaikan tarif penyebrangan tersebut rencananya, untuk sepeda motor dari pukul 08.00 Wita hingga 16.00 Wita berlaku tarif normal yakni; Rp.24.500 dan dari pukul 16.00 Wita hingga 06.00 Wita berlaku tarif baru sebesar Rp.49.000 atau 2 kali lipat. Sementara, untuk mobil dari pukul 08.00 Wita hingga 16.00 Wita berlaku tarif normal yakni Rp.148.000 dan melonjak 2 kali lipat atau menjadi Rp.296.000 jika menyeberang pada pukul 16.00 Wita hingga pukul 06.00 Wita. “Yang naik tarifnya yakni roda 2 dan roda 4 karena dua saja. Ini kan baru diusulkan, nanti kalau sudah ada persetujuan dari pemerintah puasat tinggalmelaksanakannya saja,” jelasnya Wahyudi
Sejumlah warga yang menggunakan jasa penyebrangan kamis (2/7) menatakan kebijakan kenaikan tarif ini penyeberangan ini sangat memberatkan masyarakat kecil. lantara, kenaikan tariff dipasti merugikan masyarakat kecil. “Kalau di Gilimanuk ini, sebenarnya untuk mengatasi kemacetan pihak pelabuhan hanya perlu menambah armada kapal dan darmaga saja. Karena selama ini yang menjadi masalah kapal yang akan menyandar karena kekurang darmaga,” kata Rahmat Prasetyo, asal Madium Jawa Timur. dem
Komentar