Murid SD 3 Batubulan Kangin Nyaris Diculik

  • 12 Juni 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 3215 Pengunjung

Denpasar, suaradewata.com - Sejumlah murid SD 3 Batubulan Kangin, nyaris menjadi korban penculikan, Kamis (11/6). Kasus ini sebagaimana dibeberkan Kasubid Perlindungan Anak BP3A Provinsi Bali, Dewa Rai Anom, sesaat setelah peristiwa itu.


Anom menceritakan bahwa Kamis (11/6) sekitar Pukul 7.30 Wita, SD 3 Batubulan Kangin dikejutkan dengan tangis Aditya Pradnyana, murid kelas 1 sekolah tersebut. Dengan tubuh gemetar, Aditya melaporkan kepada guru wali kelasnya bahwa ia melihat teman satu kelasnya, Luh Maya Ariani (7) didekati seorang laki-laki dewasa yang tak dikenal.

Menurut Aditya Pradnyana, oleh orang dewasa tersebut Maya ditawari uang Rp 100 ribu. Saat menawarkan uang, laki-laki tak dikenal itu mengajukan syarat. Kalau ia mau mengambil uang, maka Maya Ariani harus ikut lelaki itu.

Gagal meluluhkan Maya, lelaki itu mencoba membujuk Aditya Pradnyana. Namun, murid berusia 7 tahun itu juga menolak. Saat bersamaan, teman-teman Maya dan Aditya, berdatangan. Karena tempat itu menjadi ramai, pelaku pergi meninggalkan halaman sekolah.

Menurut Anom, guru wali kelas 1 SD 3 Batubulan Kangin bersama guru agama SD itu, lantas mencari orang asing itu. Guru agama dan guru wali kelas dikerumuni puluhan anak didik yang ketakutan, dan mengatakan lelaki asing itu sebagai penculik. 

Anom menyebut, ciri-ciri lelaki asing itu mengenakan jaket, saku jaket dua buah warna merah, celana jeans panjang, bertubuh kurus dan tidak berkumis. "Kebetulan sesaat setelah kejadian, saya berada di sekolah tersebut. Sekolah itu jadi geger," papar Anom.

Anom bahkan langsung mengecek kejadian dan langsung berkoordinasi dengan guru dan Polres Gianyar. "Kami hanya mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," ucapnya.

Ia pun menghimbau agar seluruh komponen masyarakat meningkatkan kewaspadaan, berkenaan dengan keamanan anak. Apalagi menjelang libur panjang akhir tahun, kewaspadaan harus ditingkatkan.

"Orang tua harus waspada. Orang tua agar memilih kegiatan kreatif untuk anak yang masih dalam jangkauan pengawasan mereka," kata Anom.

Khusus untuk lembaga sekolah, desa/kelurahan atau pemerintah, diimbau untuk menyiapkan kegiatan kreatif di bale banjar dalam pengawasan guru, tutor dan prajuru banjar/ desa. "Anak-anak juga harus dituntun agar jangan menerima tawaran atau ajakan atau bujukan berupa uang, permainan, makanan, HP atau benda atau barang lainnya dari orang asing,” ujarnya.

Khusus kepada penjaga sekolah, Anom mengimbau agar melaksanakan prosedur pengamanan murid di sekolah pada saat jam sekolah atau ada murid melaksanakan tugas piket kebersihan di hari libur. "Jangan sampai penjaga sekolah malah kecolongan," pungkas Anom. san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER