Perempuan Hanya Pelengkap Seleksi Cabup

  • 22 Mei 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 4257 Pengunjung

Denpasar, suaradewata.com - Menghadapi Pilkada serentak di enam kabupaten dan kota, 9 Desember mendatang, seluruh partai politik melakukan penjaringan bakal calon bupati (Cabup). Dalam proses penjaringan tersebut, ada beberapa kader perempuan yang mengadu nasib.

Hanya saja, menurut Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Bali Dewa Ayu Putu Sri Wigunawati, peluang para kader perempuan ini tak cukup membanggakan. Beberapa di antara mereka, bahkan disebutnya hanya dijadikan sebagai pelengkap dalam proses seleksi atau penjaringan calon ini.

"Kesannya, mereka hanya dijadikan pelengkap saja. Sebab umumnya, pada akhirnya akan susah mendapatkan rekomendasi dari pimpinan partai politik,” kata Sri Wigunawati, dalam diskusi terbatas Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Warmadewa bekerjasama dengan Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Bali, di Denpasar, Jumat (22/5).

Ia menyebut, hingga saat ini parpol-parpol di Bali sangat miskin calon perempuan yang maju di arena Pilkada. Hal itu terjadi, karena kader-kader peremuan sering ditempatkan pada posisi yang tidak strategis di partai politik masing-masing.

"Pengurus perempuan di parpol paling hanya jadi seksi-seksi, sehingga akhirnya susah untuk mendapatkan 'tiket' di Pilkada,” ujar mantan Sekretaris DPD Partai Golkar Bali itu.

Kalau ada kader perempuan yang maju di arena Pilkada, menurut Sri Wigunawati, ujung-ujungnya hanya sekadar euforia untuk mewarnai pelaksanaan Pilkada itu sendiri. "Untuk menang, cukup sulit," tegasnya.

Pada kesempatan itu, ia juga mengkhawatirkan dalam visi-misi para calon bupati dan calon walikota, tidak mencantumkan perspektif gender. Pasalnya, hal tersebut seringkali terjadi dalam beberapa kali pelaksanaan Pilkada di Bali.

"Terkait gender, kadang malah diolok-olok sebagai gender dalam artian sebuah alat musik yang berbunyi nyaring,” selorohnya.

"Padahal, perspektif gender itu sangat penting karena nantinya kebijakan yang diambil akan berpengaruh juga terhadap generasi penerus," imbuh Sri Wigunawati.

Dalam diskusi terbatas ini, ia juga menekankan pentingnya pembenahan parpol dan perbaikan mentalitas orang-orang di dalamnya. Itu wajib dilakukan parpol, jika ingin melahirkan pemimpin yang berkualitas, baik di level lokal maupun nasional.

"Ingat bahwa rekrutmen di tubuh parpol, sangat menentukan kualitas pemimpin yang nanti diajukan dalam Pilkada,” tandas Sri Wigunawati, dalam diskusi terbatas yang juga dihadiri KPU Bali, Bawaslu Bali, perwakilan parpol, akademisi, kalangan LSM, dan tokoh-tokoh masyarakat Bali ini. san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER