Semangat Pahlawan Dalam Bingkai NKRI
Sabtu, 19 Desember 2015
00:00 WITA
Nasional
3585 Pengunjung
Opini, suaradewata.com - 10 Nopember merupakan tonggak sejarah perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia dari tangan penjajah. 70 tahun hingga saat ini semerbak harum buah perjungan itu dapat dirasakan oleh segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Momentum sejarah itu diperingati setiap tahun secara rutin. Meskipun demikian, momentum itu tidak cukup hanya dikenang dalam heningan cipta, akan tetapi para generasi penerus bangsa dan negara ini dituntut mampu memaknainya dalam wujud cipta dan karya untuk mencapai kemerdekaan secara holistik. Tujuan mereka bersifat universal, melampaui zaman dan keadaan diri mereka sendiri. Dalam konteks kekinian, motivasi para pahlawan tersebut tetaplah otentik dan selalu relevan untuk diteladani oleh para penerus bangsa dan negara. Keikhlasan atau ketulusan dalam mengemban dan menjalankan tanggung jawab masing-masing anak bangsa dengan profesi yang berbeda-beda sangatlah penting dan perlu dijadikan satu-satunya motivator. Segala aktivitas yang didasari oleh keikhlasan akan membuat seseorang all out dalam menjalankannya, hingga mencapai hasil yang maksimal dan optimal.
Para petani bekerja sepenuh hati dengan segala upaya untuk mencapai hasil panen yang baik dan terus meningkat. Para buruh bekerja secara profesional dan penuh tanggung jawab sehingga menghasilkan barang atau jasa yang berkualitas tinggi dan disukai konsumen serta jangan selalu berunjuk rasa yang dapat menimbulkan kegaduhan ekonomi. Para pengusaha bekerja secara tekun dan berkesinambungan untuk mencapai keseimbangan antara profit oriented semata dan peningkatan taraf hidup orang banyak serta jangan selalu mementingkan diri sendiri tapi perhatikan para buruhnya. Para pedidik mendidik para anak didik secara profesional dan penuh kesabaran. Para anak didik rajin belajar dan para ilmuwan terus meningkatkan pencapaian ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat untuk kemajuan bangsa dan negara. Para aparatur negara dan para pemimpin senantiasa berjiwa abdi dan bekerja secara profesional dan penuh amanah untuk kepentingan rakyat banyak dan kemajuan negara tanpa membuat kegaduhan politik. Para pemuka agama mengabdi kepada Tuhan untuk menghadirkan kesejukan dan kedamaian di dalam jiwa-jiwa umat manusia agar terjadi bentrokan/benturan antar umat beragama. Para anak bangsa senantiasa beraktivitas dengan penuh keikhlasan untuk mencapai kebajikan-kebajikan yang bersifat universal demi kejayaan NKRI.
Pemeliharaan jiwa yang ikhlas atau tulus memang tidak lepas dari tantangan yang dihadapi oleh anak bangsa. Dahulu kala para pahlawan dihadapkan dengan tantangan yang sangat berat bahkan nyawa menjadi taruhan. Pada saat ini tantangan yang dihadapi tentu tidak seberat tantangan para pahlawan, tetapi saat ini lebih kompleks. Sekompleks apa pun tantangan bagi aktivitas kita pasti dapat teratasi dengan tertanamnya motivasi dan tujuan yang ikhlas atau tulus dalam mengemban tanggung jawab dan menjalankannya. Tuntutan reformasi dapat terwujud melalui pengelolaan mekanisme demokrasi di segala bidang, baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara. Salah satu yang terpenting adalah dalam pencapaian penyelengaraan pemerintah daerah yang transparan, akuntabel, aspiratif, dan responsif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi gelombang pasang era globalisasi. Konsep pasti pertahanan bernegara telah diterobos oleh paham lain, artinya bangsa Indonesia telah terinfiltrasi oleh paham liberalisme baru dan kaptilaisme baru yang telah mencengkram dan menghisap darah bangsa Indonesia. Kedaulatan menjadi semu, karena 60% SDA dikuasai asing, Indonesia harus melaksanakan intropeksi diri dengan menginventarisir kekurangan selama ini serta melakukan evaluasi dan reorientasi untuk menentukan dimana posisi Indonesia dan merencanakan perjalanan bangsa kedepan. Papua dan Papua Barat adalah daerah khusus yang dilindungi oleh UU No 21/2001 tentang Otonomi Khusus, sehingga ada perlakuan-perlakuan yang berbeda akan tetapi tetap dalam wadah kesatuan bangsa Indonesia. Banyak ancaman terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. Salah satunya adalah Proxy war yaitu ancaman dari musuh yang tidak dapat dikenali dengan kasat mata, akan tetapi dapat dirasakan dan menjadikan bahaya terbesar bagi bangsa kita, karena perang ini disusupkan bukan dengan persenjataan namun dengan berbagai cara, melalui LSM, organisasi HAM, ataupun organisasi yang ditunggangi untuk merongrong bangsa Indonesia dengan cara yang dashyat. Semua elemen bangsa siapapun, wajib hukumnya untuk membela bangsa apabila terjadi ancaman. Konflik yang terjadi di masa mendatang adalah konflik pangan dan sumber daya alam. Bangsa Indonesia kedepan perlu kebersamaan dengan segala bentuk perbedaan yang ada untuk menghadapi segala ancaman gangguan dan tantangan serta hambatan dimasa yang akan datang.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya“. Para pahlawan telah memberikan teladan yang luar biasa dalam menjalani hidup yang penuh perjuangan. Perjuangan mendapatkan kemerdekaan dengan mengorbankan harta benda, darah, air mata bahkan nyawa. Ingatlah…yang perlu diteladani dari para pahlawan adalah mereka sama sekali tidak pernah minta untuk dijadikan pahlawan, bahkan mereka tidak tahu kalau yang mereka lakukan bisa mengantarnya menjadi pahlawan bangsa. Keberhasilan meraih kemerdekaan tidak bisa dilepas dari peran anak muda kala itu yang berjuang dengan semangat tinggi mengusir penjajah agar bangsanya menjadi bangsa yang merdeka. Semangat berjuang harus tetap digelorakan kepada para generasi muda untuk mengusir penjajah baru, melalui cara lain misalnya bidang ekonomi, sosial, politik bahkan ideologi yang bisa merusak kesatuan bangsa. Penjajahan model barulah yang harus ditanggulangi oleh para pemuda dengan membekali ilmu pengetahuan agar bisa mengikuti perkembangan teknologi yang sangat pesat. Kepintaran Iptek harus diimbangi dengan nasionalisme yang tinggi dan rasa cinta kepada bangsa negaranya. Para pelajar dan mahasiswa yang akan meneruskan tongkat estafet perjuangan bangsa ini harus bekerja keras untuk mewujudkan mimpinya.
“Raihlah cita-cita dan prestasi tinggi, mulai dari lokal sampai internasional. NKRI membutuhkan anak muda yang berwawasan global dan berjiwa nasional”.
Fajri Permana, Penulis adalah pemerhati masalah bangsa
Komentar