Kunjungan Paus ke Istiqlal Momentum Penting Lengkapi Makna Negeri Bhineka yang Toleran
Kamis, 05 September 2024
13:07 WITA
Nasional
1212 Pengunjung
Paus Fransiskus
Oleh : Herman Wijaya )*
Kunjungan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal Indonesia adalah sebuah momentum penting dan bersejarah. Ketibaannya menandai komitmen kuat pemimpin Gereja Katolik terhadap perdamaian, toleransi, dan persatuan di negara yang kaya akan keragaman budaya dan agama ini. Selama kunjungannya di Indonesia, Paus menyampaikan pesan-pesan mendalam mengenai harmoni antarumat beragama dan pentingnya saling menghormati di tengah perbedaan.
Kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia melaksanakan berbagai kegiatan yang mencerminkan misi dan visinya dalam menjaga perdamaian umat. Selain itu, beliau mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh agama, melakukan misa, serta berdialog dengan masyarakat umum. Kemudian Paus Fransiskus menegaskan komitmennya terhadap perdamaian dan toleransi di seluruh dunia. Kunjungan ini tidak hanya menjadi momen bersejarah bagi umat Katolik, tetapi juga menawarkan pesan universal tentang harmoni antarumat beragama dan persatuan dalam masyarakat yang beragam.
Dosen dari President University dan warga Nahdlatul Ulama (NU), AS Hikam, menyampaikan bahwa kunjungan Sri Paus ke Masjid Besar Istiqlal makin melengkapi makna kunjungan beliau ke negeri bhinneka ini. Istiqlal adalah monumen keagamaan dan sejarah yang melambangkan komitmen spiritualitas bangsa, selain juga hasil gagasan dari sang Proklamator RI. Letak masjid yang berdekatan dengan Katedral menjadi sebuah lambang dan sekaligus bukti toleransi dan kuat ya kerumunan lintas-iman, khususnya Katolik.
Selama kunjungannya di Indonesia, Paus Fransiskus melakukan serangkaian kegiatan yang mencerminkan misi perdamaian dan toleransi. Beliau mengadakan pertemuan dengan pemimpin agama dari berbagai latar belakang, berdialog dengan tokoh masyarakat, serta mengunjungi tempat-tempat yang menjadi simbol konflik dan ketegangan. Setiap langkah perjalanan Paus dirancang untuk mengangkat pesan persatuan, saling menghormati dan perdamaian.
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, mengatakan pentingnya menjaga keragaman sebagai anugerah Tuhan. Kunjungan Paus Fransiskus dipandang sebagai kesempatan untuk memperkuat komitmen terhadap toleransi beragama di Indonesia. Selain itu, masyarakat diingatkan untuk melihat perbedaan dan keberagaman sebagai kekayaan yang memperkaya kehidupan bersama.
Di tengah tantangan intoleransi yang masih ada, kedatangan Paus Fransiskus dianggap sebagai simbol untuk memperkuat dialog lintas agama dan kerja sama untuk mewujudkan harmoni. Inisiatif seperti Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) harus terus didukung, serta melibatkan generasi muda dalam menjaga dan memajukan nilai-nilai toleransi. Melibatkan generasi muda dalam menjaga dan memajukan nilai-nilai toleransi adalah investasi penting untuk masa depan yang damai dan inklusif. Dengan pendekatan yang tepat, seperti pendidikan yang baik, kegiatan ekstrakurikuler, pemanfaatan media sosial, dan keterlibatan aktif dalam komunitas, kita dapat mempersiapkan generasi muda untuk menjadi pemimpin dan agen perubahan yang mampu mempromosikan harmoni di masyarakat. Dengan demikian, nilai-nilai toleransi akan terus berkembang dan ditanamkan secara mendalam dalam masyarakat.
Pendidikan toleransi juga perlu diperkuat di sekolah-sekolah untuk menanamkan nilai inklusivitas sejak dini. Dengan begitu, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia diharapkan dapat memperkuat komitmen bangsa ini terhadap perdamaian dan persatuan, serta menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut. Kemudian dalam pernyataannya, Paus menekankan bahwa perdamaian tidak dapat dicapai hanya dengan menghindari konflik, tetapi harus dibangun melalui pemahaman dan penghargaan terhadap perbedaan. Beliau mendorong setiap individu dan komunitas untuk terlibat dalam dialog yang konstruktif dan membangun jembatan antar kelompok yang berbeda.
Selain menyerukan perdamaian, Paus Fransiskus juga berbicara tentang toleransi sebagai pilar penting dalam masyarakat multikultural. Beliau menyoroti pentingnya menghormati hak asasi manusia dan kebebasan beragama sebagai bagian dari upaya membangun dunia yang lebih inklusif. Dalam konteks ini, Paus mengajak semua pihak untuk mengatasi prejudis dan stereotip yang sering kali menjadi sumber konflik.
Sementara itu, Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo, mengatakan bahwa salah satu alasan utama Paus Fransiskus memilih untuk mengunjungi Indonesia adalah reputasi negara ini dalam menjaga toleransi beragama. Paus Fransiskus ingin melihat langsung bagaimana masyarakat Indonesia mewujudkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari, dan berharap pesan damai serta persatuan yang dibawanya dapat menginspirasi dunia.
Kunjungan Paus Fransiskus juga disambut dengan antusias oleh umat Katolik dan masyarakat umum di Indonesia. Banyak yang melihat kunjungan ini sebagai kesempatan untuk memperkuat komitmen terhadap nilai-nilai perdamaian dan toleransi. Pemerintah Indonesia juga menyambut baik kunjungan ini sebagai bagian dari upaya untuk mempromosikan harmoni dalam masyarakat yang beragam. Kunjungan Paus Fransiskus dipandang sebagai peluang untuk memperkuat citra Indonesia sebagai negara yang mengedepankan toleransi dan kerukunan. Respon positif dari masyarakat diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang dalam mempromosikan nilai-nilai tersebut.
Kunjungan Paus Fransiskus adalah momen bersejarah yang harus dimanfaatkan dengan baik untuk memperkuat komitmen terhadap toleransi dan harmoni. Dukungan dari berbagai tokoh agama, pemimpin masyarakat, dan seluruh elemen bangsa akan menjadikan Indonesia semakin inklusif dan damai. Masyarakat diharapkan menyambut Paus Fransiskus dengan tangan terbuka dan hati yang penuh kedamaian, seraya bekerja sama membangun masa depan yang lebih baik bagi seluruh warga negara tanpa memandang perbedaan.
Selain itu, menjaga toleransi antar agama adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat. Toleransi bukan hanya tentang menghormati perbedaan, tetapi juga tentang membangun jembatan pengertian di antara berbagai kelompok agama. Melalui dialog konstruktif dan sikap saling menghargai, masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang aman dan harmonis bagi semua. Kedatangan Paus Fransiskus menjadi pengingat bahwa kerja keras dalam menjaga toleransi harus terus dilakukan demi terciptanya kehidupan yang rukun dan damai di masa depan.
)* Penulis adalah Pegiat Media Sosial
Komentar