Anggota DPRD Bali Melakukan Rapid Test, Tenaga Medis Malah Tidak Kebagian
Selasa, 31 Maret 2020
22:50 WITA
Denpasar
3131 Pengunjung
istimewa
Denpasar, suaradewata.com - Permintaan anggota DPRD Bali untuk melakukan rapid test disaat keterbatasan alat yang dimiliki oleh Dinkes Pemprov Bali, Selasa (31/3/2020) pagi, membuat tenaga medis yang paling terdepan menangani pasien menjadi paling beresiko terpapar virus Covid-19.
Salah satu tenaga medis yang tidak mau disebutkan namanya, di rumah sakit swasta besar di Bali ini mengeluhkan susahnya mendapat ruang isolasi dan alat rapid test jika tenaga medis terkena Pasien Dalam Pengawasan (PDP). "Karena rapid test sudah dipakai anggota dewan yang mewakili rakyat," keluh tenaga medis yang terkena PDP ini.
Diungkapkannya, pada hari ini, Selasa (31/3/2020), ia sempat mencari alat rapid test kesana kemari, bahkan sampai ke Dinas Kesehatan Provinsi Bali namun tidak tersedia. "Medis belum ada yang memperhatikan, sudah diwakilkan anggota dewan," kesalnya.
Ia pun sempat berbicara keras saat di Dinas Kesehatan Pemprov Bali tetapi usahanya sia-sia. "Giliran ada PDP kita (RS swasta,red) yang disuruh ngerawat, giliran ada alat rapid test hanya diberikan ke RS pemerintah," katanya pasrah.
Padahal katanya, RS pemerintah hanya merawat sedikit pasien PDP, lebih banyak di RS Swasta. "Ini fakta loh!" tegasnya.
Diberitakan, anggota DPRD Bali melakukan rapid rest seiring meningkatkan pasien positif Covid-19 pada Selasa (31/3/2020) pagi. Pemeriksaan tersebut dilakukan atas permintaan Ketua DPRD Bali. "Ini atas permintaan pak ketua. Sampai saat ini baru 39 anggota dewan yang datang dan sudah dites," jelas Sekwan DPRD Bali, Gede Suralaga.
Saat ditanya mengapa anggota dewan mengambil duluan jatah rapid test ini, Suralaga beralasan, anggota dewan juga berada di garis depan dalam penanganan corona. "Anggota dewan juga sebagai garda terdepan. Mereka nantinya akan turun ke lapangan melakukan oengawasan terhadap Satgas juga ke masyarakat kostituennya," jawabnya. gus/ari
Komentar