Warga Cengolo dan Kalanganyar Nyaris Bentrok

  • 22 Maret 2015
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 6147 Pengunjung

Tabanan, suaradewata.com – Dua banjar yakni Banjar Cengolo dan Kalanganyar Desa Sudimara yang masih memanas soal tapal batas nyaris bentrok saat arak-arakan ogoh-ogoh Jumat,(20/03/2015) lalu. Beruntung aparat kepolisian sigap sehingga emosi warga kedua banjar bisa diredam. Bahkan puluhan aparat kepolisian sempat turun ke TKP guna menjaga situasi keamanan di wilayah tersebut.

Kapolsektif Tabanan, Kompol IB. Putra seijin Kapolres Tabanan, AKBP Komang Suartana membenarkan kedua banjar tersebut nyaris bentrok. Namun kata dia, berkat kesigapan petugas akhirnya situasi bisa dikendalikan. Awalnya kedua banjar sama-sama berangkat dari bale banjarnya untuk mengarak ogoh-ogoh. Warga Kalanganyar kearah timur menuju pertigaan pasar, begitu juga warga Cengolo berangkat ke utara. Saat mendekati tapal batas, salah satu warga Kalanganyar berteriak Siaga satu. “Teriakan siaga satu itulah yang diartikan lain, sehingga kedua belah pihak merangsek maju, warga Cengolo merangsek ke utara, warga Kalanganyar merangsek ke timur,” ucap Kapolsek. Dalam situasi tersebut, aparat yang memang sejak awal melakukan antisipasi cepat mengambil tindakan. “Anggota kita kemudian bertindak cepat dengan mendorong mereka mundur, warga cengolo kita dorong ke selatan, dan warga Kalanganyar kita dorong ke barat sehingga tidak bertemu,” ucap IB. Putra. Atas situasi tersebut pihaknya kemudian melakukan pendekatan sampai akhirnya warga Kalanganyar yang diduga memicu situasi dan meneriakan siaga satu itu meminta maaf. 

Berbeda dengan di Sudimara, di Desa Penarukan tepatnya di Banjar Penarukan Tengah Kelod justru pemuda satu banjar nyaris baku hantam saat hendak melakukan arak-arakan ogoh-ogoh Jumat,(20/3) lalu. Awalnya salah seorang pemuda bernama Kadek Sudiarsa,25 sekitar pukul 16.30 wita datang ke balai banjar dengan membunyikan sepeda motornya keras-keras. Akibatnya muda-mudi yang saat itu ada di balai banjar merasa kesal. Salah satu dari muda-mudi itu kemudian menghampiri Sudiarsa guna menasehatinya. Namun hal itu ditanggapi lain oleh Sudiarsa yang diduga tengah terpengaruh minuman keras. Sehingga nyaris terjadi baku hantam. Beruntung seorang warga lainya Gusti Ketut Nata,55 berusaha melerai. Namun sayang niat melerai itu justru membawa apes yang mengakibatkan dirinya kena bogem. Merasa tidak terima, ia pun melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kerambitan.

Kapolsek Kerambitan, Kompol I Ketut Sujata seijin Kapolres Tabanan AKBP Komang Suartana saat dikonfirmasi Minggu (22/3) membenarkan adanya laporan tersebut. Namun dikatakannya, setelah melalui proses mediasi dengan kelian dinas, perbekel serta pecalang, kejadian tersebut malam itu juga bisa segera diselesaikan. “Usai mendapatkan laporan tersebut, kami kemudian menghubungi perangkat desa baik itu kelian dinas, perbekel dan pecalang untuk dilakukan jalan mediasi, agar kasus ini tidak meluas. Dan syukurnya, antara kedua belah pihak sudah tidak ada lagi masalah. Malam itu juga suasanya desa juga kembali kondusif,”bebernya. ina


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER