Hotel Di Bali Banyak Curi TV Berbayar

  • 05 Februari 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 8438 Pengunjung

Denpasar, suaradewata.com - Pencurian TV berbayar ternyata cukup marak di Bali. Tidak hanya dari masyarakat, dari kalangan akomodasi wisata juga banyak. "Banyak juga pencurian TV berlangganan di Bali," kata Regional Sales Manager PT Indonusa Telemedia (Transvision)

Bali, Ronald Christian Tamaka didampingi Sales Manager Made Artha Darmawan Kamis (5/2).

Dijelaskan, pola pencurian itu, pihak akomodasi wisata memiliki sendiri dekoder. Semakin banyak dekodernya, semakin banyak chanel yang bisa didapat dan disalurkan ke televisi di kamar-kamar hotel. Karena satu dekoder dipakai untuk satu chanel. "Sejak kami masuk Bali, pencurian chanel kami sebanyak 25 akomodasi wisata," terangnya. Atas pencurian ini, pihaknya hanya melakukan edukasi agar mereka menghentikan pencurian ini. Selain itu, chanel yang dicuri bisa dimatikan atau distop melalui pusat Transvision, sehingga dekoder itu tidak berfungsi. Hanya saja, masyarakat lebih pintar, ketika dimatikan dari Transvision, mereka masih bisa mencuri chanel provider lain.

Selain pencurian chanel, ada juga akomodasi wisata yang tidak menggunakan layanan komersil, melainkan menggunakan layanan retail (masyarakat umum/pribadi). Modusnya, hotel atau vila itu membeli layanan pribadi dalan jumlah banyak, misal 10 sambungan, lalu disalurkan ke televisi di kamar-kamar hotel. "Karena biaya pelanggan komersil dan retail itu berbeda. Kalau pakai retail menjadi lebih murah. Ini hukum ekonomi saja, mereka ingin menekan biaya sekecil mungkin," bebernya. Disinggung potensi pasar televisi (TV) berbayar atau berlangganan di Bali, menurut dia masih sangat besar. Di Bali saja, saat ini baru sekitar 20 persen pelanggan TV berlangganan, dari sekitar 3 juta rumah tangga potensial. Tak pelak, sejumlah provider TV berlangganan pun gencar menjaring calon costumer. ”Peluang pasar di Bali masih cukup besar. Dari 3 juta potensi pelanggan, baru 20 persennya saja yang menggunakan TV berlangganan,” tandasnya. Transvision pun makin agresif memperluas pasarnya di Bali. Ketika Telkomvision dibeli pengusaha Chairul Tanjung (CT) dan berubah menjadi Transvision, pelanggannya di Bali hanya sekitar 6000 sambungan. Nah, setelah beralih menjadi Transvision per Mei 2014
hingga sekarang, bertambah 9000 sambungan. ”Setiap bulan, pelanggan baru kami bertambah sekitar 1050. Bulan Januari 2015 saja, ada sebanyak 1095 pelanggan baru di Bali,” jelasnya.
Melihat potensi pasar TV berlangganan masih cukup besar, baik di Bali maupun Indonesia, provider pun gencar melakukan promosi. Seperti yang dilakukan Transvision dengan menjadikan grup band NOAH sebagai ambassador. Bahkan, Transvision mengajak pelanggannya jalan-jalan
gratis ke London bersama NOAH. Disebutkan ada enam bangku (tiga pelanggan berpasangan) dalam program “Trip to London”, kota markas lima klub Primer League, untuk pelanggan yang berhasil menjawab sejumlah pertanyaan seputar NOAH, Liga Inggris,  dan Transvision.
Disebutkan, di London, pelanggan akan mengunjungi sejumlah objek wisata favorit seperti ‘The London Eye’ (Kincir Raksasa di tengah Kota London), St Paul’s Cathedral, Buckingham Palace, Gedung Parlemen Inggris dengan Menara Big Bennya serta Sungai Thames. Saat bersamaan,
pelanggan Transvision juga mendapat kesempatan untuk menikmati Konser Band Noah secara Live yang digelar pada tanggal 09 April 2015 di kota yang sama. ”Melalui program ini, Transvision mengajak pelanggannya untuk menikmati liburan ke Kota London secara gratis. Ini sebagai apresiasi kami kepada pelanggan,” pungkasnya. oye


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER