Menteri Susi, Minta Reklamasi Teluk Benoa Dikaji

  • 23 November 2014
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 1250 Pengunjung

Kuta, suaradewata.com - Proyek reklamasi Teluk Benoa Bali seluas 700 hektar sebaiknya dianalisis analisis mendalam dari berbagai kajian. Reklamasi besar-besaran untuk proyek properti juga hendaknya mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya dari aspek lingkungan hidup. Hal itu disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti saat membuka Bali Tuna Conference di Kuta, Bali, Kamis 20 November 2014.

Bagi Susi, reklamasi itu tidak ada salahnya, sepanjang dilakukan dengan baik dan benar. Sebaliknya, jika dilakukan dengan tidak benar, maka akan membawa dampak tidak baik, terutama dari sisi ekonomis.

"Tentu kita lihat dulu studinya, assesmentnya. Bila itu dilakukan dengan benar, tidak ada salahnya reklamasi itu. Jika tidak benar, maka stakeholder akan kehilangan benefefit dari enviroment itu sendiri," ucap Susi.

Menurut Susi, proyek yang akan digarap PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) itu mesti di-assesment dengan sangat baik. Hal itu dilakukan guna memastikan tatanan lingkungan hidup semestinya dijaga dengan baik.

"Saya lebih menyukai pembangunan alternatif selain reklamasi. Bila ada pembangunan dengan alternatif lain selain reklamasi, tentu akan sangat baik. Jadi, tentu saya akan mempelajari. Tentu kalau kita akan membangun dengan pancang, cakar ayam dan lain sebagainya seperti jembatan itu akan sangat baik," ungkapnya.

Untuk itu, Susi mengaku pihaknya ingin melihat studi yang dilakukan oleh investor terhadap reklamasi Teluk Benoa. Ia juga akan melakukan analisis mendalam atas kajian tersebut. Pasalnya, banyak community development yang tidak teratur akhirnya menjadi tempat buangan sampah.

"Kita lihat studinya, analisisnya, asessementnya seperti apa. Karena sebuah pembangunan di teluk, di sebuah delta akan berdampak pada banyak hal. Reklamasi tanah atau sampah dua-duanya adalah hal yang harus kita benarkan dan betulkan untuk dianalisa bagaimana yang terbaik melakukannya," jelasnya.

Susi memandang sebetulnya tidak ada untung rugi dalam mengelola lingkungan, lantaran lingkungan adalah segalanya dan vital bagi kita. Hal tersebut yang mesti dipertimbangkan dengan matang, mengingat rencana sebuah proyek akan mengubah kontur, perspektif, konstruksi dan naturalisasi lingkungan.(bb/gin)


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER