TNI-Polri Bangun Dialog Dengan Mahasiswa Undiksha, Antisipasi Radikalisme

  • 26 Januari 2016
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 3137 Pengunjung

Buleleng, suaradewata.com  Aksi ancaman pengeboman lewat selembar surat di Kantor Camat Buleleng mendapat perhatian besar aparat penegak hukum.  Hal tersebut disampaikan Komandan Kodim 1609/ Buleleng, Letkol, Infanteri Budi Prasetyo dan Kapolres Buleleng, AKBP. Harry Haryadi Badjuri, dalam dialog dengan mahasiswa dari Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Selasa (26/1).

Menurut Letkol Prasetyo, kekhawatiran akan aksi radikalisme yang menyasar generasi muda di Buleleng perlu diantisipasi bersama dengan persamaan langkah serta presepsi. Menurutnya, lewat hal tersebut bisa ditangkal dengan pemahaman wawasan kebangsaan. Hal tersebut terkait dengan kondisi masyarakat di Kabupaten Buleleng yang dinilai heterogen. Sehingga, generasi muda khususnya mahasiswa perlu dibentengi sejak awal dari aksi berbau radikalisme tersebut.

Sementara AKBP Haryadi menegaskan, ancaman teror dan radikalisme merupakan musuh bersama yang harus dihancurkan. Kondisi Buleleng yang memiliki garis panjang pantai di paling luas sepanjang 157,05 Km di kawasan utara Pulau Bali sangat memiliki potensi dan kerawanan tersendiri.

“Kami kumpas tuntas masalah radikalisme, dan cara menangkalnya. Ini momentum kepolisian menularkan virus kebaikan mencegah radikalisme di kalangan mahasiswa. Kami mengacu terhadap kejadian teror diberbagai wilayah di Indonesia, sebagian besar pelakunya itu dilakukan anak muda,” ujar Haryadi.

Menurutnya, kesadaran pada generasi muda sangat perlu ditumbuhkan terhadap ancaman aksi-aksi radikal seperti teror bom yang beberapa waktu berlangsung di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat (14/1) lalu.

Terkait dengan aksi radikalisme di kalangan mahasiswa, Haryadi mengatakan, Undiksha yang dinilai memiliki banyak jumlah mahasiswa diharap mampu untuk membawakan pesan dialog tersebut.

Kata Hariyadi, kepedulian dan pemahaman terhadap ancaman aksi radikalisme akan memudahkan masyarakat untuk menyikapi perbuatan teror yang belakangan ini muncul.

Acara tersebut pun dihadiri oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Buleleng, Haji Abdurahman Said Lc.

Menurut Said, pihaknya selalu rutin melakukan komunikasi dan berkordinasi dengan aparat penegak hukum serta Tentara Nasional Indonesia untuk menjaga keamanan di Kabupaten Buleleng tetap kondusif.

Said pun mengharapkan agar generasi muda agar tidak mudah rapuh dan mampu untuk membagikan hasil dialog tersebut kepada masyarakat luas.

Ia mengakui munculnya pemahaman yang salah dan menjadi penyebab aksi radikalisme yang mengatasnamakan agama dibalik perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama itu sendiri. Sehingga, harus ada bentuk pencerahan terhadap pemahaman yang tidak sesuai agar bisa diluruskan dan tidak menimbulkan penyesatan.

Disisi lain, Rektor Universitas Pendidikan Ganesha, I Nyoman Jampel mengaku telah secara tegas melarang mahasiswanya terlibat dalam paham radikalisme. Menurutnya, pemahaman tentang Indonesia sebagai negara Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya harus betul-betul didekatkan kepada generasi muda.

Terlebih terhadap mahasiswa sebagai kalangan intelektual muda, lanjut Jampel, bentuk-bentuk pemahaman yang mampu menjadi boomerang bagi keutuhan serta penerapan nilai Pancasila telah menjadi sebuah kewajiban untuk dijauhi. Bahkan, Jampel pun mengaku sepakat untuk menggerus penyebaran tentang pemahaman yang anti persatuan serta nilai luhur Pancasila.adi


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER