Waduk Titab Meletup, Senderan Utama Retak Vertikal Puluhan Meter

  • 17 Januari 2016
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 4329 Pengunjung

Bulelengsuaradewata.com –  Waduk Titab yang baru saja diresmikan beberapa waktu lalu ternyata masih banyak menyisakan tanda tangan atas pengerjaannya. Pasalnya, warga di seputar lokasi bendungan kembali dikejutkan dengan kondisi retak pada senderan utama serta tutup pipa pembuangan yang meletup sehingga cukup mengkhawatirkan warga.

Kejadian meletupnya tutup pembuangan air yang terbuat dari beton berukuran 3x3 meter diperkirakan berlangsung sekitar pukul 17.00 Wita, Sabtu (16/1). Hal tersebut dikatakan oleh saksi mata yang melihat langsung letupan tersebut yakni Komang Mudita, warga Banjar Yadnya Kerti, Desa Ularan, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, ketika dikonfirmasisuaradewata.com pada Minggu (17/1).

“Ledakannya sampai tiga kali. Lalu beton yang sudah pecah terlempar ke atas sampai 30 meter. Kejadian tersebut terjadi sebanyak tiga kali dan saat itu saya sedang berjualan di lokasi,” ujar Mudita yang kesehariannya berjualan di kawasan Bendungan Titab.

Berdasarkan keterangan Mudita, ledakan keras dan air yang menyembur sampai 30 meter tersebut terletak di bagian sudut timur sebelah kanan bendungan atau tepat berada di saluran yang awalnya mengalirkan air ke kawasan persawahan di bawahnya. Menurut keterangan Mudita, terdapat dua buah terowongan pada bagian ujung timur bendungan utama.

Terowongan tersebut terletak di bagian dasar dari bendungan/ waduk Titab guna. Sebelah kanan dibuat awalnya untuk mengalirkan air ke kawasan persawahan warga di bawah bendungan Titab. Terowongan itu dibuat permanen dengan panjang sekitar 500 meter dan digunakan untuk mengaliri air sementara terkait pembuatan terowongan disebelahnya yang dibuat untuk menjadi aliran permanen.

Setelah terowongan sebelah kiri selesai, terwongan sebelumnya yang digunakan untuk pengairan sawah kemudian ditutup permanen sehingga air tidak mengalir lagi. Dan terowongan yang terakhir dibuat kemudian digunakan untuk mengaliri sawah yang berada di bagian bawah bendungan Titab.

“Di terowongan yang terakhir selesai dikerjakan dan sebagia pengganti terowongan yang sudah ditutup, terdapat dua lubang dengan ukuran yang berbeda. Untuk yang mengalir ke persawahan dibuat lebih kecil daripada lubang yang satunya. Karena lubang yang lebih kecil juga digunakan untuk menggerakan kincir sebagai penghasil tenaga untuk pembangkit listrik,” papar Mudita.

Satu lubang di terowongan yang sama kemudian dikunci, sehingga menyebabkan aliran air yang seharusnya terpecah ke lubang kincir dan ke lubang yang sebelahnya, akhirnya mengaliri satu titik. Karena lubang sangat kecil, itu yang berbalik kembali ke danau sehingga menyebabkan tekanan dari bawah yang menghantam naik tutup saluran pembuangan.

Selain itu, kemudian tampak keretakan vertikal pada senderan beton yang berada di sebelah timur saluran filter yang meletup. Berdasarkan keterangan sumber yang berada di sekitar lokasi bendungan titab, retaknya Bendungan Titab baru ia ketaui sekitar empat hari sebelum peristiwa letupan saluran filter yang meletup.

Hal tersebut disampaikan Ida Bagus Sudarsana, pemilik warung tepi sawah yang berada tepat di sebelah utara jembatan bendungan Titab. Dari penuturannya, beberapa bulan lalu sempat terjadi peledakan dengan menggunakan TNT oleh pihak kontraktor yang mengerjakan bendungan tersebut.
Pecahan batu serta tanah yang didapat dari hasil ledakan bom jenis TNT yang berlangsung di sekeliling tebing pinggir danau kemudian digunakan untuk menutupi bagian bendungan. Beberapa rumah warga pun sempat mengalami kerusakan baik sedang maupun kerusakan parah. Namun, sudah ada bentuk ganti kerugian yang diberikan oleh pihak pengelola bendungan akibat kerusakan yang ditimbulkan.

“Saya yakin, keretakan senderan utama itu akibat peristiwa peledakan dinding tebing sekeliling danau. Karena ledakan tersebut menghasilkan getaran keras hingga rumah warga yang letaknya lebih jauh dari bendungan pun mengalami kerusakan. Apalagi senderan yang retak itu. Jauh lebih dekat bahkan ada disekitar daerah ledakan,” papar Sudarsana.

Ia pun mengaku baru mengetahui kejadian tersebut belum lama dan mengaku tidak banyak yang mengetahui keretakan senderan utama sebelah timur bendungan tersebut. Jika keretakan tersebut mengurangi kekuatan konstruksi lalu tekanan air lebih besar, lanjutnya, yang sangat dikhawatirkan adalah luapan air besar yang akan menghantam persawahan dan beberapa pemukiman di kawasan tersebut.

Pihak pengelola Bendungan Titab sampai saat ini belum berhasil dikonfirmasi. bangunan kantor yang terdapat di sekitar kawasan bendungan tampak tutup dan tidak memperlihatkan aktifitas.adi


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER