4 Warga Buleleng Derita Sakit Aneh, Pemerintah Dan Medis Bingung?

  • 12 Januari 2016
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 2473 Pengunjung

Buleleng, suaradewata.com – empat warga di Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, menderita penyakit aneh karena kulitnya tampak seperti bersisik.  Ironisnya, pemerintah setempat serta pihak medis kebingungan mendiagnosa jenis penyakit tersebut. Wah, kenapa bisa begitu?

Keempat warga   tersebut masing-masing bernama I Gede Adi Suardiana (5) yang merupakan cucu Nyoman Cinta (56), warga Banjar Rendetin. Kondisi itu juga dialami oleh Komang Tisnayasa (7) merupakan putra dari pangan suami istri (Pasutri) Wayan Muderawan (43) dan Nengah Sina (35). Bukan Cuma anak-anak, kondisi kulit yang bentuknya menyerupai sisik tersebut juga dialami oleh kakak beradik Ni Luh Ranting (27) dan Nyoman Jasa (22) pasangan kakak beradik yang merupakan anak Jro Gde Cindra.

Keempat warga di Desa Bontihing itu mengalami penyakit sejenis yang sudah pernah ditangani oleh tenaga medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) milik pemerintah daerah Kabupaten Buleleng. Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, keempat orang warga yang kulitnya bersisik mengalami gejala yang sama.

Gejala tersebut dimulai dari suhu panas tubuh yang meningkat serta selanjutnya mengalami rabun pada pengelihatan mereka. Kulit mereka yang bersisik pun sering mengelupas dengan sendirinya kemudian tumbuh baru dengan bentuk yang sama yakni bersisik. Mereka pun tidak bisa seperti orang sehat lain karena tidak bisa terkena sinar matahari langsung terutama ketika cuaca sedang panas.

Kondisi kulit bersisik tersebut membuat keempat warga itu merasa terasingkan. Pasalnya, keempat warga kulit bersisik itu tidak bisa bergaul sebagaimana orang sehat lain.  Bahkan, semuanya tidak pernah bisa mengkuti pendidikan bangku sekolah karena merasa malu serta kondisi mata yang kabur sebagai efek dari penyakit yang dialami sejak kecil.

Pemerintah dinas di Desa Bontihing telah melaporkan kondisi warga mereka kepada pemerintah Kabupaten Buleleng termasuk ke Provinsi Bali. Hal tersebut diungkapkan Gede Ardika, selaku Perbekel (Kepala Desa) Bontihing, Gede Ardika.

Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra, Sp.OG., dikonfrimasi terpisah mengatakan, penyakit kulit yang dialami oleh keempat warga di Desa Bontihing tersebut disebut penyakit genetik yang tidak seperti sakit kulit biasa. Selaku wakil bupati dan sekaligus seorang dokter, ia mengaku telah memberikan bantuan sejak tahun 2011 lalu.

Sutjidra yang juga berasal dari Desa Bontihing mengaku, bantuan pemerintah yang diberikan kepada keempat warganya tersebut dalam bentuk kartu jaminan pelayanan kesehatan.

Disisi lain, Kepala Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P3MPL), dr. I Gede Suaryawan, menilai penyakit kulit bersisik dialami empat warga Desa Bontihing Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, dipicu karena faktor genetis atau non genetis. Perlu penanganan medis, idealnya meminimalisir kulit bersisik bertambah parah.

Mereka tidak mampu berobat atas kulit bersisik dialaminya sejak lahir, dan belum pernah ditangani intensif ke rumah sakit. Ia mengaku akan segera menindak lanjuti dengan berkordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Buleleng dr. IGN Mahapramana.

Dari keterangan Suaryawan, penyakit kulit bersisik itu sebetulnya bisa dicegah ketika pasangan pernikahan melakukan konseling sebelum memutuskan untuk menikah. Ia pun menyebut penyakit kulit bersisik yang dialami empat warga Desa Bontihing tersebut bukan penyakit yang menular.adi


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER