Oprasional Meningkat, PDAM Naikan Tarif Dasar Air

  • 05 Januari 2016
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 3307 Pengunjung

Bulelengsuaradewata.com –  Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Buleleng menaikan tarif dasar mulai 1 Februari 2015 sebesar 10 persen dari tarif yang diberlakukan sebelumnya. Hal tersebut diungkap Direktur (Dirut) PDAM Kabupaten Buleleng, Made Lestariana,  Selasa (5/1), yang mengaku mengacu mendasar pada kenaikan harga material serta ongkos kerja.

“Tujuan kenaikan ini untuk bisa menutupi kenaikan biaya oprasional dan pemeliharaan demi menjaga kualitas, kuantitas maupun kontinuetas dalam pelayanan. Dan yang terpenting adalah terjaminnya eksistensi keberlangsungan hidup perusahaan,” Lestariana. 

Dikatakan, kenaikan yang dilakukan telah mendasar pada Peraturan Bupati (Perbub) Buleleng Nomor 45 tentang penetapan tarif air minum perusahaan daerah air minum Kabupaten Buleleng, tertanggal 28 Nopember 2014. Bahkan, lanjutnya, penyesuaian ini merupakan upaya pengembangan investasi dalam memperluas jangkauan pelayanan dan kawasan air yang memang memerlukan dana besar.

Menurutnya, tarif dasar air minum saat ini sejumlah Rp1.600 untuk pengguna air 0 sampai 10 meter kubik. Sehingga, kenaikan sebesar sepuluh persen yang harus dibayar oleh konsumen PDAM mulai per 1 Februari 2016 menjadi Rp1760. Dikatakan, kenaikan tarif dasar tidak diikuti oleh kenaikan pembayaran abodemen yang masih tetap di angka Rp12.000.

Berdasarkan keterangan Lestariana, angka tarif dasar air berikut kenaikannya masih tergolong paling rendah diantara perusahaan air minum daerah yang ada di wilayah Bali.

Dalam penjelasannya, Lestariana pun membantah system yang selama ini dianggap menggunakan system gravitasi. Menurutnya, 85,25 persen penghitungan yang digunakan menggunakan system perpompaan dengan listrik. Dan sebesar 19,75 persen kemudian menggunakan system gravitasi dari total 13 mata air dan 36 sumur dalam.

“648 liter/detik air yang dihasilkan dari segala sumber yang ada kemudian didistribusikan untuk 44 ribu pelanggan yang saat ini tercatat di PDAM Buleleng. Sehingga, pengeluaran untuk pembayaran listrik perbulan mencapai 775 juta. Ini tidak mungkin terus bertahan (Tarif dasar lama) disela oprasional yang tinggi,” ujar Lestariana.

Selain itu dikatakan, pihak PDAM Buleleng akan memanfaatkan air di Waduk Titab untuk menjangkau pelayanan kepada masyarakat pengguna air bersih di wilayah Barat. Upaya pelayanan yang maksimal untuk memenuhi kebutuhan air bersih adalah dengan pemanfaatan air PAM yang sejauh ini sudah bekerja sama dengan sejumlah pengelola di tingkat kelurahan serta desa kawasan Buleleng.

Menurutnya, keberadaan Waduk Titab sangat dirasakan bisa bermanfaat bagi PDAM dalam mendistribusikan air bersih dibeberapa daerah seperti Busungbiu, Seririt, dan Grokgak. Karena, lanjutnya, dengan keberadaan waduk titab bisa menambah kebutuhan air baku bagi masyarakat sebesar 350 liter/detik.

Terkait dengan krisis air bersih yang belakangan terjadi di kabupaten Utara Pulau Bali tersebut, Lestariana kemudian mengamini kondisi itu. Kedepannya, masyarakat diharap mampu menggunakan air PDAM secara efesien terutama saat jam-jam puncak pemakaian. Ia bahkan mengaku dapat membantu masyarakat dalam menyediakan Tower penampungan bak air.adi


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER