Gangguan Ginjal, Janda Tergolek di RS, Anak Dititip di Tetangga

  • 06 Desember 2015
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 4330 Pengunjung

Tabanan, suaradewata.com – Nasib Ni Nengah Gunarti,39 warga Banjar Piling Tengah, Mengesta, Penebel, Tabanan sungguh sangat miris. Setelah sembilan tahun lalu ditinggal almarhum suaminya I Nyoman Warsana dia hanya seorang diri menghidupi dua anaknya yakni Putu Resta siswa kelas 1 SMA, dan Made Indra Prasetya Januarta,10 kelas 5 SD. Karena terbentur biaya, Putu Resta dititipkan di sebuah yayasan di Desa Tangeb, Badung sejak beberapa tahun lalu. Kini anak keduanya Made Indra dititipkan ditetangganya. Pasalnya sejak beberapa hari lalu Gunarti tergolek di BRSUD Tabanan lantaran menderita gangguan ginjal stadium akhir.

Saat awak media menjenguknya di kamar nomer 5 D Sal Dahlia BRSUD Tabanan janda dua anak ini tampak kurus kering. Dia tergolek lemas ditempat tidur. Tidak ada keluarga yang menungui hanya seorang tetangganya Ni Made Putiasih,53 yang setia menemani. Tangannya dibalut impus sementara selang oksigen terpasang di hidungnya. Sesekali air matanya menetes menahan sakit yang diderita tanpa bisa berkata-kata.

Menurut tetanganya Ni Made Putiasih, Gunarti  masuk rumah sakit sejak Jumat (4/12) dengan keluahan sakit di perut dan sesak. Karena sakit itu tetangga dan kerabatnya kemudian membawa Gunarti ke BRSU Tabanan. Dari pemriksaan medis Gunarti dikatakan  mengalami  gangguan ginjal selain sesak nafas. “Kata dokter ada gangguan ginjal, kemarin Sabtu (5/12) sudah cuci darah,” kata Made Puti, Minggu (6/12). Menurut penuturan Made Puti selama in Gunarti hidup bersama anak keduanya  Made Indra Prasetya, yang bersekolah di SD 2 Mengesta kelas 5. Sementara anak pertamanya Putu Resta dititip di sebuah yayasan di Desa Tangeb, Badung. “Kakak kandungnya I Wayan Suadnyana kini tinggal di jakrata. Sementara kedua orang tuanya meninggal sejak lama,” bebernya.

Masih menurut Made Puti, sejak  sekitar sembilan tahun lalu berjuang sendiri menghidupi  dua anaknya tersebut. Pasalnya suaminya almarhum I Nyoman Warsana meninggal ketika anak keduanya baru berusia setahun.  Sejak saat itu Gunarti bekerja serabutan menjadi tukang cuci, tukang seterika  pakaian para tetangganya. Sesekali dia juga jadi buruh tukang potong ayam dengan penghasilan sangta terbatas. Karena penghasilan yang sangat terbatas tersebut, anaka pertama terpaksa dititipkan di Yayasan di Tangeb, Badung . “Dia hanya sama anak keduanya di rumah,” imbuhnya. Beruntung kata dia Gunarti masuk  dalam Rumah tangga sasaran (RT) penerima manfaat sehingga mendapatkan jamkesmas dan raskin secra rutin. Dia juga pernah mendapatkan program bedah rumah dari provinsi tahun 2014 lalu. “Saat ini kondisinya parah dan harus tergolek di rumah sakit, sehingga anaknya yang kecil terpaksa dititip di tetangganya,” ucap Made Puti.

Kepala Dusun Piling Tengah I Wayan Putera Sedana secara terpisah mengakui kalau Guanrti masuk keluarga Pra KS.  Terkiat penyakitnya, awalnya didiagnose getah bening, kemudian gangguan paru. “Terakhir dari cek lab tiga hari lalu ternyata gagal ginjal stadium lima atau stadium akhir. Kondisinya memang memprihatinkan,” katanya. ina


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER