Hari AIDS Jadi Momentum "Mulat Sarira"

  • 01 Desember 2015
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 2004 Pengunjung

Denpasar, suaradewata.com -Yayasan Dwijendra Denpasar, memperingati Hari AIDS Sedunia, di Aula Sadhu Gocara, Kampus Dwijendra Denpasar, Selasa (1/12). Peringatan Hari AIDS ini juga dirangkaikan dengan HUT ke-63 Yayasan Dwijendra Denpasar.

Dalam sambutannya pada kesempatan tersebut, Wakil Gubernur Ketut Sudikerta, mengatakan, peringatan Hari AIDS Sedunia diharapkan menjadi momentum bagi masyarakat untuk mengedepankan filosofi "mulat sarira", yaitu merefleksikan ataupun melakukan instrospeksi diri terhadap prilaku sehari-hari. Dengan mulat sarira, kata dia, prilaku prilaku yang tidak sehat dan dapat menyebabkan penyebaran penyakit AIDS dapat dicegah.

Ia menambahkan, sebaran kasus HIV/AIDS yang ada di Bali saat ini sudah meluas. Kasus ini tersebar di Kota Denpasar dengan 4.974 kasus, Buleleng sebanyak 2.203 kasus dan Badung dengan 1.998 kasus.

"Kasus terbanyak menyasar pada masyarakat usia produktif yaitu antara 15-49 tahun, berasal dari kalangan siswa dan siswi SMP, SMA dan angkatan kerja, baik swasta maupun PNS. Bahkan TNI/ POLRI  tidak luput dari serangan HIV/AIDS," ungkap Sudikerta, yang juga Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Bali.

Cara penularan HIV/AIDS terbanyak, kata dia, melalui hubungan seksual yang sembarangan, penggunaan jarum suntik dan alat-alat bedah yang tercemar HIV. Selain itu, penularan dari ibu HIV ke bayinya, juga menjadi trend di Bali saat ini terutama di wilayah pedesaan.

"Oleh karenanya, dengan berbagai kasus yang terjadi tersebut, saya menghimbau masyarakat untuk lebih mawas diri dan menjaga perilaku sehat," kata Sudikerta.

Khusus kepada para kader peduli AIDS di tingkat sekolah dan masyarakat di desa, Sudikerta mengharapkan, dapat menyebarluaskan informasi mengenai HIV/AIDS ini baik dari segi penularan maupun pencegahannya. Informasi tersebut penting, untuk mencegah semakin menyebarnya HIV/AIDS.

"Bagi mereka yang mengidap HIV/ AIDS, saya meminta agar melakukan rehabilitasi serta lebih intensif menerapkan perilaku hidup sehat seperti penggunaan jarum suntik yang steril, penggunaan kondom secara konsisten khususnya bagi para pecandu seksual, minum obat Anti Retroviral (ARV) bagi mereka yang sudah terjangkit HIV/AIDS," ajaknya.

Sementara Rektor Universitas Dwijendra Denpasar, Dr. Putu Dyatmikawati, mengungkapkan bahwa acara yang dilaksanakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Komunikasi Dwijendra ini, merupakan langkah-langkah dari para pemuda dalam menyumbangkan tenaga dan pemikirannya dalam mengurangi kasus HIV/AIDS yang ada di Bali ini. Apalagi, saat ini memang kasus HIV/AIDS terbanyak ada dalam kalangan anak muda.

"Untuk itu, saya berharap para generasi muda lebih mawas diri dan memahami betul dampak-dampak dari perilaku tidak sehat. Apabila kesadaran dalam diri masyarakat khususnya generasi muda muncul secara konsisten serta memperkuat perisai dirinya, maka niscaya kasus-kasus AIDS di Bali dapat berkurang secara signifikan," tandas Dyatmikawati. san


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER