Mengembalikan Makna Sumpah Pemuda

  • 02 November 2015
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 4032 Pengunjung

Opini, suaradewata.com -Upaya menggoyang kekuasaan pemerintah sepertinya tidak pernah surut di negeri ini. Kali ini, organisasi yang mengatasnamakan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) berencana memperingati hari sumpah pemuda dengan menggelar  “sidang rakyat” pada 28 Oktober 2015 di Istana Negara. BEM SI sebelumnya juga merilis survei terhadap satu tahun pemerintahan Jokowi – JK pada 20 Mei 2015 di Tugu Proklamasi. Hasilnya, survei BEM SI menunjukan adanya ketidakpuasan mahasiswa di bidang politik, keamanan, hukum, dan hubungan internasional.

Namun, hasil survei  BEM SI tersebut direspon sinis oleh beberapa kalangan. Menurut Ketua Umum Posko Perjuangan Rakyat (Pospera), Mustar Bona Ventura, survei BEM SI cenderung subyektif dan sarat kepentingan politik karena tidak mencantumkan data-data. Hal tersebut juga diamini Ketua Umum Badan Investigasi Independen Penelitian Kekayaan Pejabat dan Pengusaha (BIIPKPP) RI, Darsuli R Saputra, bahwa dalam setahun ini banyak capaian yang telah diraih pemerintahan Jokowi - JK, khususnya dalam bidang infrastruktur. Selain itu, Jokowi-JK juga meluncurkan paket kebijakan ekonomi yang mampu mengatasi krisis global sehingga rupiah kembali meroket menjadi Rp. 13.000  dan berani menghukum mati bandar besar Narkoba. Oleh sebab itu, muncul kekhawatiran bahwa apa  yang dilakukan BEM SI tidak mencerminkan rakyat secara mayoritas.

Mencermati rencana BEM SI untuk melakukan sidang rakyat  yang bertepatan dengan hari sumpah pemuda, terbersit pertanyaan tentang apa makna dan tujuan dari sumpah pemuda?. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sumpah berarti mengikrarkan suatu tujuan dari dalam hati sang pembuat ikrar dengan segenap jiwanya. Berbeda dengan generasi Mohamad Yamin yang bersumpah untuk bersatu mengusir penjajah, generasi muda Indonesia saat ini dihadapkan oleh beragam masalah bangsa yang belum terselesaikan. Kemiskinan, korupsi, atau kebakaran hutan merupakan sekelumit masalah dari beragam problematika yang mendera Indonesia. Disini peran generasi muda sangat diperlukan sehingga penyelesaian masalah-masalah tersebut menjadi tujuan utama generasi muda saat ini.

Menengok sejarahnya, sumpah pemuda merupakan hasil dari kongres pemuda yang dilaksanakan pada 27-28 Oktober di Jakarta. Peristiwa tersebut menjadi tonggak utama dalam pergerakan Indonesia. Sumpah Pemuda menjadi api yang mampu menggelorakan semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya Indonesia kala itu. Dan yang lebih penting, pengorbanan yang dilakukan generasi muda untuk merebut kemerdekaan Indonesia didasari oleh rasa ikhlas tanpa pamrih tentang jabatan apa yang bakal mereka dapatkan kelak.

Peristiwa sumpah pemuda seakan menjadi pionir pergerakan kaum muda Indonesia ke depannya. Di mulai dari upaya pelengseran rezim orde lama, mahasiswa dan rakyat turun ke jalan menuntut penguasa yang lama turun dari tahtanya. Dan tentu saja, kita semua tidak pernah lupa tentang usaha mahasiswa dalam peristiwa 1998 yang memaksa Presiden Soeharto untuk mengakhiri jabatannya selama 32 tahun.

Sumpah pemuda sejatinya berpesan kepada generasi muda Indonesia untuk memiliki impian tinggi dan semangat untuk mewujudkannya. Generasi muda juga diharapkan mampu merajut semangat kebangsaan yang saat ini ternodai oleh aksi kekerasan dan intoleransi beragama. Dengan demikian, generasi muda Indonesia akan menjadi  kekuatan tersendiri bagi kemajuan bangsa.

Momentum sumpah pemuda tidak hanya dapat dimaknai secara sempit, turun ke jalan dan menentang pemerintah. Dengan memberikan yang terbaik dan terus belajar dengan penuh semangat, generasi muda telah melestarikan nilai-nilai sumpah pemuda yang telah digagas 87 tahun silam. Salah satu potret gemilang kaum muda Indonesia saat ini adalah Nadiem Makarim, pengusaha muda yang menciptakan aplikasi gojek sehingga mampu mempekerjakan ratusan orang.

Memperhatikan makna dari sumpah pemuda diatas, rencana BEM SI untuk turun ke jalan dan menggelar sidang rakyat pada 28 oktober 2015 di Istana negara nampaknya perlu dipikirkan kembali. Hal itu didasari bahwa saat ini Indonesia sedang berada dalam fase stabilitas politik dan keamanan. Sidang rakyat yang justru diperkirakan akan membawa instabilitas keamanan karena membawa massa dalam jumlah besar. Jika hal tersebut digelar, maka dapat dipastikan kepentingan masyarakat terganggu akibat jalur yang biasa dilewati terpaksa ditutup massa. Kantor-kantor terpaksa diliburkan sehingga akan berdampak pada terganggunya roda perekonomian hingga pelayanan masyarakat.

Generasi muda Indonesia harus mampu mengembalikan makna sumpah pemuda pada tempatnya. Sudah saatnya generasi muda Indonesia untuk bangkit dari keterpurukan dan merapatkan barisan untuk terus menorehkan karya emasnya. Melalui peringatan sumpah pemuda ke-87 mari bersama-sama mengingat dan memaknai sumpah pemuda serta mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Selamat hari sumpah Pemuda!

Dodik Prasetyo

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER