GRSSI-B, RS Tabanan Dinilai Provinsi

  • 22 September 2014
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 1377 Pengunjung

Tabanan, suaradewata.com- Badan Rumah Sakit Umum Daerah ( BRSUD) Tabanan yang melaksanakan Gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi ( GRSSI-B ) dinilai oleh tim evaluasi GRSSI-B Provinsi, Senin ( 22/9 ). Kegiatan yang bekerjasama dengan Departemen Kesehatan dan Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan ini dibuka secara resmi oleh Asisten I Sekda Tabanan Wayan Yatnanadi didampingi Direktur BRSUD Tabanan dr. Susila, Kepala Dinas Kesehatan dr. Nyoman Suratmika, Kepala Kantor KB dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Tabanan I Nengah Sumerta serta tim Pembina GRSSI-B Kabupaten Tabanan.

Direktur BRSUD Tabanan, dr. Susila mengatakan BRSUD Tabanan selama ini telah diimplementasikan 10 langkah perlindungan ibu dan anak secara terpadu dan paripurna. Kekurangan-kekurangan yang ada pada tahun sebelumnya sudah dilakukan perbaikan dengan hasil angka kematian ibu dan bayi di BRSUD Tabanan mengalami penurunan.

Disamping melakukan penerapan 10 langkah tersebut, BRSUD Tabanan juga melakukan program inovatif seperti, VVRA dan pemantapan pada program-program yang terkait dengan kesehatan ibu dan bayi. “Dengan tetap belajar dan terus melengkapi diri, mudah-mudahan mutu pelayanan di BRSUD Tabanan, khususnya pelayanan kepada ibu dan bayi kedepan akan semakin baik,” harapnya.

Sementara Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dalam sambutan tertulis dibacakan Wayan Yatnanadi mengatakan penilaian ini dimaksudkan untuk meningkatkan peranan rumah sakit umum daerah dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang optimal kepada masyarakat.

Kematian ibu dan bayi di Bali dan Tabanan pada khususnya belum menunjukkan trend penurunan yang bermakna, tetapi masih tetap mengikuti fenomena gigi gergaji (Naik turun) sehingga masih membutuhkan perhatian yang sangat serius dari berbagai pihak untuk mempertahankan penurunan kematian bayi di Tabanan dalam dua tahun terakhir. Hingga September 2014 ini, di Tabanan terjadi satu kematian ibu.

Kematian ibu dan bayi dapat diturunkan, apabila kita mampu mencegah kejadian 4 terlalu (terlalu muda/ tua, terlalu sering, terlalu dekat jarak kehamilan) dan 3 terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai ketempat rujukan dan mendapatkan pertolongan medis). “Saya selaku kepala daerah sangat mendukung berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan bayi yang menjadi indicator derajat kesehatan suatu daerah/ bangsa,” katanya.

Sementara Ketua Tim Penilai Made Laksmiwati mengatakan, untuk dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi diperlukan peran serta semua pihak dan penilaian GRSSI-B dapat dilakukan secara berkesinambungan. Mengingat penilaian ini dapat memacau rumah sakit yang ada di daerah untuk berbuat lebih optimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. “Untuk mewujudkan 10 langkah perlindungan ibu dan bayi, rumah sakit harus memiliki komite. Bukan hanya sekedar wacana untuk bisa menuju rumah sakit sayang ibu dan anak,” pungkasnya. gin


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER