Saatnya Kerja Bukan Adu Domba

  • 06 September 2015
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 2040 Pengunjung

Opini, suaradewata.com - Akhir-akhir ini masyarakat Indonesia semakin di hebohkan dengan masalah merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Berdasarkan Informasi di berbagai media bahwa posisi nilai tukar rupiah saat ini adalah Rp. 14.100 perdolar AS. Angka ini tentu cukup mengejutkan berbagai pihak mengingat nilai tukar rupiah selama ini belum pernah mencapai angka tersebut.

 

Berbagai isu dan asumsi pun berkembang atas kejadian tersebut seperti harga kebutuhan pokok yang di perkirakan akan melonjak tajam dan harga bahan baku yang menggunakan produk import juga ikut naik. Imbasnya para pengusaha lokal terpaksa harus menurunkan kualitas dan kuantitas produk buatannya, terutama para pengrajin tahu dan tempe.

 

Namun, diantara berbagai asumsi tersebut, hal lain yang cukup menggelikan atas dampak dari menurunnya nilai rupiah ini adalah ketika masyarakat melalui berbagai media sosial justru meminta Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) untuk turun dari jabatannya. Bagi seseorang yang berjiwa negarawan dengan mental dan gaya yang merakyat tentunya tidak susah bagi Joko Widodo untuk mundur dari jabatannya. tapi apakah itu merupakan solusi dari masalah tersebut ? apakah kita rela negeri ini harus gonta ganti pemimpin karena ulah mata uang asing, yang tidak menutup kemungkinan sebuah agenda besar merusak negara-negara seperti Indonesia yang berpeluang menjadi negara besar yang mandiri ?

 

Jika dibedah lebih dalam Terkait dengan hal tersebut, terdapat beberapa hal yang perlu dipikirkan dan dicermati secara mendalam oleh kita bersama, yaitu (1) apakah setelah Jokowi mundur dari jabatannya yang baru seumur jagung ini nilai tukar rupiah terhadap dolar AS otomatis akan turun menjadi Rp. 9.000,- ? Atau bahkan menjadi Rp. 5.000,- ? Jika jawabannya adalah iya, maka mari kita bersama-sama saat ini mendesak Presiden Jokowi untuk turun dari jabatannya sekarang juga!. (2) ketika Presiden Jokowi mundur dari jabatannya, maka secara otomatis wakil presiden RI, yaitu Jusuf Kalla (JK) akan menggantikannya menjadi Presiden. Pada kondisi ini, apa bedanya antara Jokowi sebagai Presiden dan JK sebagai wakil presiden? Bukan kah ketika mereka bersama justru lebih baik untuk terus bekerja bersama membangun bangsa? (3) Pada masa pergantian kepemimpinan RI pasca ditinggal Jokowi, bukankah justru dapat semakin membuat Indonesia terpuruk dan kita perlu belajar banyak dari mundurnya Presiden Soeharto dulu. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk membuat kondisi Indonesia kembali stabil ?

 

Mengacu pada hal tersebut, maka tugas kita saat ini tentunya dan seharusnya adalah membantu Presiden Jokowi untuk merumuskan solusi terbaik dalam menghadapi penurunan nilai rupiah ini, memberikan semangat dan motivasi untuk terus bekerja membangun bangsa yang mandiri, berkeadilan dan berwibawa di mata dunia. Bukannya terus menghujat dan memojokkan yang justru membuat negara ini semakin tidak stabil.

 

Masih begitu banyak masalah di negeri ini yang perlu di urai dan dicarikan solusi terbaiknya. Berbagai masalah itu tidak akan mampu terpecahkan hanya dengan saling tuding dan menghujat para pemimpin bangsa. Karena warga yang baik adalah mereka yang mampu berfikir objektif dan memberikan solusi terbaik atas setiap masalah. Terakhir, semoga bangsa ini kembali kepada tujuan dasarnya, seperti yang terumuskan dalam Pancasila dan UUD 1945.

 

Sudah saatnya kita bersama-sama saling membahu untuk konsisten menjalankan apa yang kita sudah sepakati dan kita miliki, kita negara besar yang memiliki sumber daya segalanya , marilah kita melaksanakan secara kongkrit apa itu yang dimaksud dengan Berdikari marilah kita mengoptimalkan sumber daya yang kita miliki dengan konsisten dan bijaksana, kita tidak harus bergantung oleh barang-barang impor, kita harus mulai dengan kongkrit mencintai produk kita sendiri. saat ini kita memiliki figur Jokowi yang memberikan contoh-contoh tentang hal tersebut, mari kita dukung dan kawal agar kita bisa menjadi besar untuk mengatakan tidak kepada bangsa-bangsa lain yang ingin menggangu kemandirian kita, kebesaran kita. Memang ketika kita memutuskan akan Berdikari maka fase pertama yang kita akan hadapi yaitu berbagai kesulitan di awal, karena kita telah terbiasa bergantung, namun jika kita sukses maka kita akan semakin yakin dan percaya diri bahwa bangsa kita besar dan mandiri, serta kita memiliki kecintaan atas produk-produk kita sendiri yang memiliki keunggualan-keunggulan. Kita tidak akan teromabng-ambing ketika dunia sebagian besar mengalami goncangan ekonomi yang tidak menutup kemungkinan dilakukan oleh konspirasi kekuatran ekonomi global tertentu. Disinilah kita harus bersatu memnghadapi semua itu, karena kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan dimulai sekarang kapan lagi......

 

Satrio Irianto, penulis adalah Wiraswastawan aktif Pada Kajian Pengembangan Ekonomi Arus Bawah.


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER