Teror Bom vs Momen Besar Nasional

  • 21 Agustus 2015
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 3122 Pengunjung

Opini, suaradewata.com- Menjelang perayaan Idul Fitri tahun ini, kabar adanya bom di Masjid Istiqlal seakan memberikan keresahan bagi masyarakat Jakarta yang hendak beribadah. Pasalnya, pada 16 Juli 2015, tepat H-1 sebelum perayaan lebaran, Call Center Mabes Polri menerima sebuah pesan yang berisi teror bom di MasjidIstiqlal, Jakarta Pusat. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes M. Iqbal, menilai teror bom yang terjadi di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, hanya ulah orang iseng. Oleh karena itu, ia meminta kepada masyarakat tidak resah atas adanya teror tersebut. Tak berdiam diri, Kepolisian segera melakukan pelacakan melalui nomor telepon yang digunakan pelaku dalam melancarkan aksi terornya.

Teror Bom di Gereja Eben Haezer

Satu dekade lebih telah berlalu, kerusakan akibat ledakan dua bom menjelang perayaan natal masih tampak di Gereja Eben Haezer, Kota Mojokerto, Jawa Timur. Gereja sidang jemaat Pantekosta di Indonesia menjadi sasaran bom pada malam Natal tahun 2000 lalu. Dua bom yang meledak kala itu. Pertama, meledak saat dibuang ke gorong-gorong, dan yang kedua meledak saat diletakkan di depan gereja. Kejadian ini menewaskan beberapa orang yang hendak beribadah di gereja dan membuat resah masyarakat di sekitar akibat aksi teror yang tidak bertanggung jawab dan tidak manusiawi.

Momen Besar Nasional

Salah satu momen besar nasional yang kita banggakan bersama adalah Momen memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 1945. Tapi taukah anda, jika pemilihan tanggal kemerdekaan Negara kita memiliki makna berarti dan mendalam. Berikut alasan Presiden Soekarno tentang tanggal kemerdekaan yang jatuh pada 17 Agustus.

 ”Saya seorang yang percaya pada mistik. Saya tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku. Akan tetapi, saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik. Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang berada dalam bulan Suci Ramadhan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci bagi kita. tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu Jumat legi, Jumat yang berbahagia, Jumat suci. Al-Qur’an diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia “.

Mau aman, Dimulai dari siapa?

Momen besar nasional kerap kali menjadi ajang aktualisasi bagi para penyebar teror. Tak puas hanya meneror tempat ibadah, para peneror diyakini memiliki keinginan untuk menodai keagungan 17 Agustus yang merupakan hari kemerdekaan Republik Indonesia. 17 agustus merupakan hari kemerdekaan bagi seluruh warga Negara Indonesia, hari yang menjadi ujung tombak kebangkitan Republik Indonesia, sehingga jangan sampai hari tersebut dinodai oleh ulah peneror yang tidak berakhlak. Hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama selaku masyarakat Indonesia untuk melindungi keamanan masyarakat, tidak hanya mengandalkan aparat keamanan, tapi upaya mencegah terjadi nya teror dapat dimulai dari masyarakat sendiri dengan peka terhadap situasi yang terjadi di sekitar, memperhatikan gerak-gerik masyarakat yang mencurigakan serta berhati-hati atas barang asing yang kita jumpai di luar sana dan terlebih lagi, mari kita wujudkan Indonesia yang bebas dari aksi teror karena keamanan itu milik kita bersama.

Reza Husaini, penulis adalah Relawan Persaudaraan Damai Negeriku


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER