Serius Tangani Pengelolaan Sampah Wabup Kembang Tanda Tangani MoU dengan PT Systemic

  • 11 Februari 2020
  • 20:05 WITA
  • Jembrana
  • Dibaca: 1838 Pengunjung
suaradewata

Jembrana,suaradewata.com - Pemerintah Gumi Makepung Jembrana sepakat menjalin kerjasama pengelolaan sampah menggunakan program STOP (Stopping Tap on Ocean Plastics) dengan PT Systemic. Bahkan kesepakatan tersebut, diwujudkan melalui penandatanganan MoU (nota kesepahaman) antara Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan dengan PT Systemic, di Gedung Mendopo Kesari, Negara. Selasa (11/2). 

Program ini bertujuan mengurangi sampah plastik dengan menciptakan manajemen pengelolaan sampah yang komperehensif. Kemitraan program STOP di Jembrana ini sepenuhnya didanai oleh Aliance to End Plastic Waste. Sebuah organisasi yang dibentuk untuk membantu mengakhiri aliran sampah plastik ke lingkungan. Sementara proses kerjasama berlangsung kurun waktu tiga tahun kedepan. 

Wabup Kembang mengatakan pihaknya menyambut baik kehadiran program STOP di masyarakat dan bekerjasama dengan Pemkab Jembrana dalam membawa layanan pengelolaan sampah di pemukiman dan kawasan bisnis serta sosialisasi ke masyarakat termasuk sekolah. Persoalan sampah menurutnya sangat krusial. Kalau tidak dikelola dengan baik , sampah akan menjadi musibah , sebaliknya apabila mampu ditangani maka mampu membawa berkah dan menghasilkan. “Dibali kita kenal konsep Tri Hita Karana, bagaimana hubungan menjaga alam dengan baik. Kalau alam kita tidak jaga maka kehidupan /tatanan akan hancur. Karena itu persoalan sampah harus kita selesaikan bersama-sama. Saya berterimakasih kepada PT sistemic yang sudah membantu Jembrana dan dijadikan pilot projet. Mudah-mudahan dengan kehadiran mereka dan tentu sinergi dengan pemerintah daerah, dinas , adat termasuk bersama masyarakat, saya yakin program ini akan sukses kurang dari tiga tahun,” ungkapnya. 

Lebih lanjut, Wabup Kembang Hartawan mengatakan, penanganan sampah oleh pemerintah daerah  bukan pertamakalinya, namun sudah bergerak sebelumnya.  Hanya saja diakuinya masih belum maksimal. Contoh konkretnya sudah dilaksanakan di desa Baluk dan Kelurahan Pendem. “Soal anggaran saya kira tidak jadi masalah, karena ada APBDES dan cukup  lahan untuk dijadikan TPST dan TPS3 R. Persoalannya tinggal  bagaimana kita mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah dari sumbernya, termasuk dari pasar sehingga sampah sudah terpilah. Sampah yang memiliki nilai ekonomis kita hargakan, yang tidak kita kelola di TPST,  menjadi pupuk atau pelet hingga menjadi sampah  mandiri,” jelasnya. 

Sedangkan kerjasama ini akan diterapkan di perkotaan terlebih dahulu yakni, di kecamatan Jembrana dan Negara karena sampah dikota paling banyak. ” Kita fokus disini dulu baik itu edukasi, pemilahan dan juga TPS3 R,“ katanya.

Sementara Direktur Program untuk Program STOP dan Partner di Systemiq Joi Danielson mengaharapkan dengan kerjasama ini bisa menciptakan Bali bebas dari sampah. “Komitmen Pemkab dan masyarakat Jembrana sangat penting bagi misi program STOP untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang menjaga sampah plastik agar tidak dibuang di lingkungan. Kami pilih Jembrana karena komitmen itu . Dan juga menciptakan peluang ekonomi bagi rumah tangga,” katanya. 

Nantinya melalui  program STOP akan dimulai pemilahan disumber yakni rumah tangga. Selanjutnya  pengangkutan dari rumah  menggunakan kendaraan khusus yang sudah terpilah dan akan dibawa ke tempat pengolahan sampah terpadu. “Dari situ sampah-sampah anorganik dipilih  sesuai jenisnya. Sedangkan sampah organik akan dikelola menjadi kompos. Kita siapkan bak sampah terpilah anatara organik dan anorganik .Jika memungkinkan nantinya kita dorong  tiap rumah tangga sudah memulai proses composting,” pungkasnya dep/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER