Tanggulangi Banjir Bandang di Songan, Bupati Bangli Gagas Pembangunan Tanggul Disejumlah Batas Desa

  • 08 Februari 2020
  • 19:30 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 2003 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewata.com – Upaya penanggulangan dampak bencana banjir bandang yang menerjang wilayah desa Songan, Kintamani, menjadi perhatian serius bagi Bupati Bangli, I Made Gianyar. Tak sungkan-sungkan orang nomor satu di Pemkab Bangli turun langsung membantu membersihkan lumpur yang menimbun akses jalan di banjar Hulun Danu, Songan, Sabtu (08/02/2020). Saat itu, upaya penanggulangan bencana tersebut melibatkan tim gabungan. Tidak hanya bupati, tampak Dandim Bangli dan Kapolres Bangli, AKBP. I Gusti Dhana Aryawan turut berupaya membersihkan lumpur dengan menggunakan cangkul bersama masyarakat dan petugas lainnya.

Disela-sela kegiatan tersebut, Bupati Made Gianyar kepada awak media, menyampaikan gagasannya untuk segera membangun tanggul disejumlah batas desa di wilayah setempat guna mencegah terjadinya kembali banjir bandang dikemudian hari. Menurut Bupati dua periode ini, dari hasil diskusi dengan Dandim dan Kapolres Bangli, banjir bandang bermuatan lumpur yang menerjang di wilayah Songan, disebabkan akibat banjir kiriman dari wilayah bagian atas seperti dari Penulisan, Pinggan dan desa Blandingan. “Karena ini, persoalan tahunan. Kita sudah perintahkan kepada Bappeda untuk membuat FS (Feasibility Study) dan berikutnya sampai membuat DED (Detail Enggineering Design). Dimana disetiap desa, kita buatkan tanggul,” tegasnya.

Gagasannya tersebut, disampaikan, mengingat biasanya sungai di lokasi setempat dalam keadaan kering sehari-harinya. Namun saat hujan, air beserta lumpur justru meluap. “Sehingga jika disetiap batas desa dibuatkan tanggul, nanti lumpurnya kan bisa tertahan disana. Setelah tertahan, kemungkinan yang sampai kesini airnya saja. Untuk itu, disetiap batas desa akan kita buatkan study kelayakan (FS) untuk membangun tanggul. Ini juga akan bisa mengatur jika saat panas kekurangan air dan saat hujan kelebihan air,” bebernya.

Manfaat lain dengan pembangunan tanggul tersebut, volume airnya bisa diatur. Agar saat kelebihan air, airnya bisa ditampung dan saat panas, air yang tertampung bisa dipergunakan untuk pertanian. Disampaikan juga dari informasi masyarakat setempat, diketahui bencana tersebut terjadi karena adanya perubahan pola pertanian dari tanaman keras menjadi holtikultural (cabe, bawang) di daerah atas. Dimana, dalam pola tanam petani kini semua menggunakan plastik saat menanam produk holtikultura. “Dampaknya, saat musim hujan karena penyerapan air tidak ada, sehingga tanah permukaan lari kesini yang subur-subur. Kondisi ini, lama-kelamaan kita khawatirkan juga akan menyebabkan tanah dibagian atas akan menjadi kering karena terus tergerus ke bawah,” jelasnya.

Sehingga dengan dibuatkan tanggul, lanjut Made Gianyar, kedepan tanah diatas akan tetap subur dan saat banjir tidak banjir lumpur tapi banjir air. Dimana airnya akan lari ke danau. Kalau bisa ditanggul tersebut, difungsikan juga sebagai penampung air saat musim panas bagi petani. “Itu langkah yang akan kita lakukan. Sementara terkait pembiayaan, kita akan usulkan ke Propinsi dan Pemerintah Pusat. Sebab, Bangli ini uangnya sedikit, masalahnya besar. Terlebih, menyangkut air, pasal 33 juga belum jalan. Kapan air ini akan menjadi sumber PAD, saat itulah Bangli akan kaya. Karena airnya itu, saat ini dipakai oleh daeah lain,” tegasnya.

Karena itu pada kesempatan tersebut, Bupati Made Gianyar kembali menititipkan pesan kepada Gubernur Bali I Wayan Koster yang mengusung visi-misi  begitu bagus. Yakni, Nangun Sat Kerthi Loka Bali. “ Nah bagaimana menyelamatkan alam Bali, tentunya Bangli harus mendapatkan perhatian. Penanganan banjir dihulu, jauh lebih bagus daripada penanganan banjir dihilir. Sebab, penanganan banjir dihulu akan mendatangkan manfaat ke masyarakat sekitar, tanahnya akan subur dan banjir ke hilir bisa diminimalis,” tegasnya.

Atas gagasannya tersebut, Bupati Bangli saat itu juga mengaku telah mengintruksikan Bappeda dan PU Bangli langsung bekerja untuk membuat FS dan DED pembangunan tanggul tersebut. Disisi lain, terkait upaya penanggulangan dampak bencana, Bupati menyampaikan ungkapan terimakasihnya kepada jajaran TNI/Polri yang sudah bekerja ekstra keras. Selain itu, untuk PNS dan Pejabat asal Desa Songan, juga telah diintruksikan Bupati langsung pulang ke rumah untuk membantu warga setempat. “Saya sudah sangat keras di WA group, terutama untuk pegawai yang ada di Songan harus sudah digerakkan oleh BKD. Pejabat juga harus  turun, peduli kepada penderitaan masyarakat yang terkena bencana,” bebernya.

Dalam hal ini, diakui, semua pegawai dari Songan sudah turun. Termasuk sejumlah pejabat Bangli. “Hanya dengan turun ini kita bisa memecahkan masalah. Sebab, kalau hanya diatas meja saja, kita akan kering dengan ide,” tegasnya. Lebih lanjut, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya turut menghimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaannya, dengan deteksi dini, kenali bencana dan jauhi bencana. ard/sar


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER