Rocky Gerung Gagal Pahami Ideologi Pancasila

  • 08 Desember 2019
  • 11:15 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 3519 Pengunjung
google

Opini, suaradewata.com - Tokoh kontroversial Rocky Gerung kembali mengeluarkan pernyataan sensasional. Dalam acara Indonesia Lawyer Club (ILC) di TV One pada 3 Desember 2019, Rocky menyebut Presiden Jokowi tidak paham Pancasila. Bahkan, Rocky dianggap gagal memahami Pancasila karena menuding ideologi tersebut telah gagal. Aparat Keamanan perlu mengambil sikap tegas agar kebebasan berbicara Rocky Gerung tidak memancing kemarahan masyarakat yang lebih besar.

Lagi, daftar panjang orang intelek yang keblinger dengan dengan kepintarannya sendiri kian bertambah. Rocky Gerung Publik figur kontroversial kembali mengemukakan pendapatnya yang terbilang mengundang amarah sejumlah pihak. Persoalan argumen sang Publik figur ini juga bukan main-main, dirinya menganggap sang Presiden tak paham Pancasila. Bagaimana bisa?

Rocky gerung di kenal sebagai seorang filsuf, intelektual publik Indonesia, publik figur hingga dosen. Kiprahnya di dunia pendidikan tak diragukan. Sayang, perilaku sang Publik figur dianggap tak bersesuaian dengan gelar-gelar yang disandangnya. Argumen-argumen uniknya seringkali membuat pihak lain geram.

Umumnya seseorang dengan kecerdasan yabg tinggi akan lebih memahami apa-apa yang harus diutarakan, bukan sekedar pendapat yang tak masuk akal. Pantaskah seorang Rocky gerung yang dikenal sebagai tenaga pendidik memiliki perilaku semacam ini? Layaknya peribahasa ilmu padi, makin berisi makin merunduk. Bukan malah asal cuit karena dinilai telah ahli.

Sebelumnya, Rocky Gerung akan dilaporkan oleh Politisi PDI Perjuangan, yakni Junimart Girsang. Dirinya dianggap menghina Simbol Negara dan Presiden. Pasalnya, Rocky menyebut bahwa Presiden Jokowi tak paham Pancasila, dan juga narasi lainnya. Rocky dinilai ugal-ugalan menyampaikan pendapatnya. Dirinya dianggap punya nyali dengan menantang dan mengklaim jika orang Indonesia tak ada yang Pancasilais.

Melihat hal itu, ia berencana akan melaporkannya ke pihak kepolisian dalam waktu dekat supaya membuat rasa jera bagi Rocky. Dirinya juga akan memberikan masukan bahwa Rocky ini harus diberikan suatu pelajaran dalam etika. "Bagaimana mungkin Rocky yang dosen itu bisa mendidik mahasiswa bila sikap dan perilakunya tak mendukung?" Tambah Junimart

Tak hanya itu, Junimart bertekad akan menyelidiki elite yang berada di belakang Rocky sehingga kebal hukum dan kerap lolos dari proses hukum. Dirinya juga menyinggung bahwa Rocky masih memiliki masalah dalam kasus pernyataan 'Kitab suci adalah fiksi' yang hingga kini masih berjalan di lembaga kepolisian.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko urun pendapat, dirinya menyatakan jika kacamata Rocky Gerung buram menilai Presiden Joko Widodo tak paham nilai-nilai Pancasila. Padahal Jokowi telah memberikan bimbingan Internalisasi Pancasila. Sehingga orang yang tak paham Pancasila tak mungkin mengarahkan internalisasi yang dinilai kelas paling tinggi. Moeldoko menyebut Rocky juga tak tepat mengaitkan Pancasila dengan keputusan menaikkan iuran BPJS Kesehatan.

Moeldoko menyebut Rocky salah menilai Jokowi tak paham Pancasila. Ia menyatakan Jokowi sendiri baru saja memberikan bimbingan dalam Internalisasi dan Pembumian Pancasila, di Istana Negara, Jakarta, beberapa waktu lalu. Internalisasi pancasila merupakan kelas yang paling tinggi. Sehingga tak mungkin seorang yang mengajarkan Internalisasi Pancasila tak paham soal Pancasila, Imbuh Moeldoko.

Selain itu Moeldoko juga menyebut Rocky juga tidak tepat mengaitkan Pancasila dengan keputusan menaikkan iuran BPJS Kesehatan? Bukankah hal yang lucu? Sepertinya ada aroma-aroma yang mengindikasikan Sang Publik figur ini memang sengaja menghina presiden, atau memang ada kontrol pihak lain dibelakang Akademisi ini?

Sementara itu, Politikus PDI Perjuangan Aria Bima tak yakin jika perilaku Rocky Gerung bisa menjadi teladan bagi masyarakat luas karena pelbagai pernyataannya kerap menimbulkan kontroversi akhir-akhir ini. Aria menganggap Rocky memang lebih paham Narasi intelektual, namun proses keteladanan perilakunya sangat meragukan.

Bertolak belakang dengan Rocky, Aria mengungkapkan bahwa Jokowi selalu menekankan setiap kebijakan yang dibuat harus berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Ia mengatakan nilai-nilai Pancasila harusnya tak sekadar hanya dilidah saja, namun harus mampu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. 

Berkaca dari pengalaman seharusnya sang publik figur bisa bersikap arif dan bijaksana. Bukan harus mengelu-elukan presiden, jika memang tak sependapat dengan Pemimpin negara argumennya juga harus memiliki dasar yang kuat. Bukan asal "ngejeplak" saja. Belum lagi kasus Kitab Suci yang dianggapnya fiksi, atau ocehan-ocehan sejenis yang terkesan merendahkan pihak lainnya. Secara pribadi orang macam ini harus dibui, dia harus diberikan pendidikan etika sehingga tak hanya pandai beretorika atau bermain kata. Jika kebanyakan orang intelek berargumen begini dan tak ditindak, bisa kacau negara kan? Selain itu pernyataan-pernyataan kontroversinya bisa memicu publik untuk ikut-ikutan  tingkah lakunya. Toh, tak ada hukumnya? Hal ini bisa memperburuk moral bangsa!

Ricky Rinaldi, Penulis adalah  pengamat sosial politik


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER