Pemberitaan Media Yang Konstruktif dan Solutif Menentukan Suksesnya Kebijakan Pembangunan Nasional

  • 28 November 2019
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 2332 Pengunjung
istimewa

Jakarta, suaradewata.com - Forum Jurnalis Pesantren (FJP) bersama media Kataindonesia, menggelar Diskusi Bareng insan Media bertajuk "Peran Media Mengawal Suksesnya Kebijakan dan Kerja Kabinet Indonesia Maju 5 Tahun Kedepan" di Resto Mega Menteng 1, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (27/11) siang.

Sebagai upaya membangun optimisme bsngsa melalui berbagai pemberitaan yang bersifat konstruktif dan solutif. Tidak saja bagi masyarakat namun juga bagi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf yang saat ini sedang menjalankan masa kepemimpinannya untuk periode kedua.

"Maka saat ini bukan lagi masalah infrastruktur yang jadi prioritas program pembangunan nasional yang harus dibangun namun harus memulai inovasi-inovasi baru demi tercapainya percepatan menuju Indonesia maju, hal ini tidak bisa dilepaskan dari peran Media dan insan pers serta pegiat media lainnya," ujar Hafyz Marshal selaku Koordinator Forum Jurnalis Pesantren.

Dalam pandangannyal, Staff Khusus Presiden dari generasi Milenial Gracia Billy Mambrasar mengatakan generasi milenial harus bisa menjadi gerbang ilmu dan informasi kepada khalayak luas.

"Mencermati pesatnya teknologi yang berkembang serta prioritas program dan kebijakan di era pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, maka terkait penggunaan media sosial yang masif, menjadi perhatian utama untuk kiranya terus dioptimalkan upaya literasi bagi kebutuhan informasi masyarakat sekaligus meminimalisir maraknya informasi hoaks yang justru kontraproduktif untuk membangun optimisme di tengah masyarakat dalam keterlibatannya atau berkontribusi terhadap keberlanjutan pembangunsn nasional, Inilah yang harus menjadi perhatian dan dibutuhkan peran serta generasi Milenial" kata Billy.

Terkait dengan hal tersebut, Anggota DPR RI F-PDIP Selly Andriany mengatakan, media massa harus memiliki tanggung jawab merespon hal-hal yang sedang hangat diperbincangkan di kalangan masyarakat.

"Media harus menjadi penyeimbang dan memberikan edukasi serta harus menjadi pelayan publik untuk memberikan informasi-informasi yang relevan dan bisa di nikmati masyarakat. informasi konstruktif dan solutif seharusnya menjadi unggulan bagi media dalam menyajikan berbagai pemberitaan tanpa harus mengenyampingkan peran kontrolnya, artinya media tidak hanya terus mengkritik sebuah kebijakan tapi juga harus jujur menyampaikan sebuah fakta keberhasilan dari sebuah program atau kebijakan, hal ini akan berdampak pada tumbuhnya optimisme ditengah masyarakat" kata Selly.

Sedangkan menurut redaktur pelaksana Liputan6.com Luqman Rimadi berujar bahwa pers punya tanggung jawab kepada masyarakat sebagai agent control dan mendidik serta memberikan kepada masyarakat untuk mendapatkan berita yang murni dan benar.

"Ada berbagai regulasi yang melarang pers memberikan berita yang tidak sesuai fakta, karena jika pers memberikan berita yang tidak sesuai dengan fakta atau hoax maka itu akan mendapatkan sanksi dari regulasi yang ada. Dalam hal ini, Pers memiki pelayanan informasi dengan berbagai kode etik yang harus dijalankan oleh semua jurnalistik, disisi lain pers juga harus ikut berkontribusi untuk suksesnya kepentingan nasional bangsanya" papar Luqman.

Sementara itu, terkait dengan peran millenial dalam kontribusinya terhadap kebijakan program pemerintahan Jokowi, pegiat media sekaligus Tokoh Muda NU Gus Sholah memaparkan hampir di seluruh belahan dunia manapun, anak muda selalu mengambil peran penting dalam setiap momentum perubahan maupun pembangunan dinegaranya.

"Kaum muda harus bisa menjadi orang-orang yang selalu berfikir solutif karena dalam diri kaum mudalah , benih-benih intektulaitas itu tumbuh subur dan segar. Kaum muda harus bisa mengkaji setiap permasalahan yang ada supaya bisa membantu bangsa dan Negara, mengahadapi bonus demografi harus dimaknai sebagai sebuah peluang yang harus terkelola dengan baik agar tujuan pembangunan nasional tercapai berkat marak dan masifnya keterlibatan kaum muda berkontribusi dalam pembangunan dengan cara cara kreatif dan cepat," ucap Gus Sholah.

Selain berdiskusi, kalangan pegiat media bersama insan pers juga mendeklarasikan gerakan mengawal suksesnya agenda dan kebijakan pembangunan nasional untuk Indonesia Maju yang berisi sebagai berikut:

PERTAMA, Siap Menjaga Persatuan dan Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia Berdasarkan Pancasila Dan Undang – Undang Dasar 1945 serta Kebhinekaan Indonesia.

KEDUA, Siap Melawan Hoax Dengan Memposting Konten Narasi Positif Di Berbagai Lini Media, Guna Menumbuhkan Optimisme Bangsa Mewujudkan Indonesia Maju.

KETIGA, Siap Bergotong Royong Menjaga Kondusifitas Di Ruang Media Publik Demi Suksesnya Kebijakan Pemerintah dan Keberlanjutan Pembangunan 5 Tahun Kedepan Menuju Indonesia Maju.rls/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER