PLTU Celukan Bawang Bangun Riset dan Rehabilitasi Terumbu Karang

  • 25 November 2019
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 1747 Pengunjung
istimewa

Buleleng, suaradewata.com - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang membangun pusat riset dan rehabilitasi terumbu karang Yayasan Bumi Hijau di PLTU Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak. Pusat riset dan rehabilitasi terumbu karang ini diresmikan pada Senin (25/11/2019) oleh Direktur PT. General Energy Bali (GEB) PLTU Celukan Bawang, Irnawati Susanto bersama Presiden Direktur PT. General Energy Bali Chen Zheng dan Bupatu Buleleng, Putu Agus Suradnyana.

Bupati Suradnyana mengatakan, upaya pembangunan pusat riset rehabilitasi terumbu karang oleh PT. GEB PLTU Belukan Bawang ini merupakan salah satu langkah penyelamatan SDA yang ada di sekitaran pabrik GEB Celukan Bawang. "Kalau berhasil, ada pengakuan tidak mengganggu lingkungan. Tapi kalau tidak berhasil, membuat dampak lingkungan yang kurang baik, ini adalah pembuktian," ujar Suradnyana

Menurut Suradnyana, penyelamatan rehabilitasi terumbu karang di Buleleng tergantung  para nelayan, karena saat nelayan menjaring ikan banyak terumbu karang yang terkena jaring ikan. Untuk itu ia meminta, para nelayan agar lebih berhati-hati melepas jala sehingga tidak merusak terumbu karang. "Diupayakan PT. GEB tidak hanya membangun Pusat Riset dan Rehabilitasi saja, tapi diujung sana harus bisa membuat rumpon untuk nelayan tetap bisa mencari ikan," tegas Suradnyana.

Sementara Direktur PT. GEB, Irnawanti Sutanto menjelaskan, keberadaan PLTU Celukan Bawang tidak berdampak buruk terhadap lingkungan, khususnya SDA bawah laut yang terdapat disekitaran pabrik. "Kami mengajak penduduk sekitar sini untuk turut menjaga terumbu karang," kata Irnawanti.

Irnawanti mengakui, pada tahun 2015 lalu PT. GEB pernah melakukan observasi terhadap terumbukarang dan memperoleh hasil yang cukup baik. Kemudian pada tahun 2018 kembali dilakukan observasi dan mendapatkan hasil yang sangat baik. "Maret 2018 kami sudah menanam terumbu karang disini, bukan cuma menanam, sekarang ini juga ditemukan ada 89 varietas baru yang belum ada namanya," tandas Irnawanti. Rik/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER