Cegah HIV/AIDS di Buleleng, Pemkab Rangkul Desa Dinas dan Adat

  • 24 Oktober 2019
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 1689 Pengunjung
istimewa

Buleleng, suaradewata.com -Pemkab Buleleng telah melakukan berbagai upaya untuk bisa mencegah dan menurunkan angka kasus HIV/AIDS di Buleleng. Selain sosialisasi dan penyuluhan, Pemkab Buleleng juga merangkul desa dinas dan desa adat, dalam penanggulangan kasus HIV/AIDS di Buleleng.

Hal ini diungkapkan Asisten bidang Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Buleleng, Ni Made Rousmini, Kamis (23/10/2019) usai mengikuti Rapat Koordinasi Penanggulangan HIV/AIDS di Ruang Rapat Unit IV Kantor Bupati Buleleng.

Rousmini mengatakan, angka kasus HIV/AIDS di Buleleng sudah di garis kuning atau mengkhawatirkan. Untuk itu, penanggulangan HIV/AIDS diperlukan dukungan seluruh stakeholder yang ada, untuk melakukan penyuluhan dan juga sosialisasi. Utamanya mengajak tokoh-tokoh masyarakat baik itu di desa dinas maupun desa adat. "Peran keluarga, lingkungan dan sekolah juga penting untuk mencegah HIV/AIDS di kalangan remaja," kata Rousmini.

Kedepan untuk pencegahan penyebaran HIV/AIDS selain sosialisasi, kelompok kerja (pokja) pada Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) akan lebih dihidupkan kembali, utama di masing-masing desa. Anggaran di desa baik itu dari Alokasi Dana Desa (ADD) maupun Dana Desa (DD) harus disisihkan untuk dapar mengkader pendamping di desa. "Pelibatan desa baik itu desa dinas maupun desa adat, akan lebih efektif karena lebih dekat dengan masyarakat," ujar Rousmini.

Salah satu penggiat HIV/AIDS di Buleleng yang juga Ketua Wargas Buleleng, Mami Sisca mengaku, dirinya mempunyai tim yang turun langsung ke lapangan. Selain relawan pendamping ada juga yang disebut dengan PMO atau Pengawas Minum Obat. Kegiatan ini dilakukan, agar Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) agar lebih berdaya dan lebih percaya diri. "Kami menyasar remaja dengan edukasi-edukasi dan kegiatan positif agar menghindari hal-hal negative yang dilakukan oleh remaja," ucap Mami Siska.

Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (PPPM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Buleleng, Putu Indrawan menjelaskan, jumlah kasus HIV/AIDS di Buleleng dari tahun 1999 sampao 2019, kurang lebih 3000 kasus terjadi. Besaran tersebut merupakan angka komulatif sehingga belum bisa ditentukan apakah pengidap masih hidup atau tidak.

"Salah satu upaya memperpanjang hidup pengidap HIV, dengan memberikan secara gratis obat Antiretroviral (ARV), untuk menghambat pertumbuhan virus di dalam tubuh pengidap," ujar Indrawan.

Saat ini, ARV hanya terdapat di RSUD Buleleng, tapi untuk bisa mendekatkan pengidap kepada pelayanan obat ARV, Dinkes Buleleng sudah membentuk lima satelit yang ada di puskesmas-puskesmas. "Lima satelit itu adalah Puskesmas Gerokgak II, Puskesmas Seririt I, Puskesmas Busungbiu I, Puskesmas Banjar I, dan Puskesmas Banjar I," pungkas Indrawan. rik/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER