Krisis Air Mengancam Kelangsungan Hidup Satwa di Kawasan TNBB

  • 29 September 2019
  • 00:00 WITA
  • Buleleng
  • Dibaca: 2311 Pengunjung
istimewa

Buleleng, suaradewata.com - Kekeringan akibat musim kemarau panjang yang melanda wilayah Buleleng, menimbulkan krisis air bersih. Kondisi tersebut mulai berpengaruh terhadap kehidupan satwa yang hidup di kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Selama musim kemarau ini, TNBB rutin mensuplay air ke kawasan TNBB, untuk kelangsungan hidup satwa yang ada disana.

Kepala Balai TNBB, Agus Ngurah Krisna Kepakisan mengatakan, pemberian air bersih ini dilakukan dengan langsung mengisi bak dan kubangan air yang terbentuk secara alami oleh proses alam. "Kami suplay air seminggu 2 kali ke kawasan TNBB untuk satwa, dengan kapasitas satu tangki 5000 liter air," ujar Ngurah Krisna, belum lama ini.

Untuk di kawasan TNBB, memang ada beberapa wilayah yang mengalami krisis air bersih yakni, kawasan Prapat Agung, Teluk Brumbun, Blok Lampu Merah dan termasuk Pulau Menjangan. Bahkan saat ini di TNBB ada sekitar 900 hewan menjangan hidup. Kemudian 204 adalah burung dan sebanyak 246 merupakan Curik Bali hidup di alam.

Sementara itu masih ada satwa lainnya yang masih belum diinventalirisir TNBB, ada satwa kijang, kera abu-abu, musang, landak, trengggiling, kera. Dampak krisis air bersih membuat satu satwa dengan jenis kera hitam mati sekitar bulan Agustus lalu. "Penyebab matinya, karena minimnya air sehingga satwa tersebut dehidrasi dan tidak mampu bertahan hidup. Baru kera hitam kami temukan mati," ungkap Ngurah Krisna.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka pihak TNBB berupaya menyediakan sumber-sumber air bersih. "Kami akan upayakan pipanisasi dengan pengisian bak-bak satwa. Kami juga akan lakukan normalisasi sumber-sumber mata air yang ada di kawasan TNBB," tandas Ngurah Krisna. rik/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER