Best Of The Best Bartender of The Year Cocktail

  • 12 Mei 2019
  • 00:00 WITA
  • Badung
  • Dibaca: 2486 Pengunjung
suaradewata

Badung, suaradewata.com - Pelaksanaan ajang kompetisi bartender tingkat nasional "Indonesia World Class Competition 2019" yang digelar di Sugarsand, Seminyak berlangsung sangat ketat.

Bagaimana tidak dari 30 peserta yang diseleksi dari sejumlah bartender se nusantara itu akhirnya mengantarkan Jacob Manurung meraih gelar bergengsi "Best Bartender of The Year".

Itu diraihnya berkat penguasaan materi dan teknik cara menyajikan racikan minuman classic cocktail. Bahkan, bartender Djournal House, Jakarta, ini terpilih sebagai duta Indonesia untuk berlaga pada ajang kompetisi bartender internasional "Final Diageo World Class Competition" yang akan dihelat di Glasgow, di Skotlandia, September 2019, mendatang.

Pemuda asal Sumatera Utara, kelahiran 18 November 1990 yang baru mengenal dunia bartender sejak 2016 itu berhasil mengunguli kepiawaian 7 finalis lainnya asal Bali dan Jakarta. 

Nama Jacob Manurung pernah tercatat sebagai finalis ajang serupa tahun 2017. Tujuh finalis tersebut terdiri dari 4 bartender asal Bali masing-masing, Daniel Gerves (Alila Seminyak), I Putu Aris Sanjaya (Bikini Bali), Melverndari (W Hotel Bali), dan Panji Wisrawan (Da Romeo Bali). 

Serta 3 finalis bartender asal Jakarta yaitu, Benny Michael (Hotel Monopoly), Charles Richard (Hakkasan), dan Henry Maraben (Lowey Bar & Bistro).

Diageo Indonesia Brand Ambassador, Wawan Kurniawan mengakui, para finalis kali ini, memiliki teknik dan keahlian serta memperlihatkan kemajuan yang lebih baik. 

"Dengan memiliki kualitas yang baik, mereka bisa menjawab kebutuhan konsumen dalam membuat dan memberikan minuman beralkohol yang terbaik,” ujar Wawan Kurniawan, Minggu (11/5).

Kata dia para finalis bartender asal Bali dan Jakarta itu terpilih berdasarkan 5 faktor. Pertama, hosting, yaitu bagaimana cara bartender menunjukkan skill komunikasinya.

Kedua, crafting, yakni bagaimana teknik dalam membuat dan menyajikan minuman. Ketiga, melalui penilaian rasa dan aroma koktail, serta melihat takaran yang seimbang atau tidak.

"Keempat, tentang knowledge, untuk melihat seberapa besar pengetahuan bartender tentng Diageo dan proses pembuataan koktail. Serta, kelima, menyangkut storytelling, yaitu cerita dibalik minuman, kesinambungan antara konsep dan nama yang diberikan kepada minuman tersebut," jelas Wawan Kurniawan.

Sebelumnya para finalis nasional ini kata Wawan Kurniawan, diberikan 3 tantangan berupa "Tartan Tiki" dan "My Mixer Challenge", dan "The Showdown", dan "Smoke Integration". Pada tantangan pertama tiap finalis membuat 2 minuman, yaitu "Tartan Tiki" dengan menggunakan The Singleton dan "My Mixer Challenger" menggunakan Tanqueray No.10.

Untuk tantangan kedua, tiap finalis harus mempromosikan satu diantara beberapa merek Diageo, yaitu Tanqueray No. 10, Ciroc, Bulleit Bourbon, Johnnie Walker, Ron Zacapa, dan Don Julio sebagai bahan baku utama minuman. 

Para finalis harus menyelesaikan tantangan dalam waktu sesingkat mungkin tanpa mengurangi kualitas koktail karena mereka akan dinilai berdasarkan kecepatan waktu dan kualitas minumannya.

Tiga finalis terbaik diuji lagi untuk membuat minuman Johnnie Walker dengan sentuhan dan kreasi bahan dan budaya Indonesia. Setelah terpilih dalam "Global Diageo World Class Competition Bartender of the Year 2019", mendapat kesempatan untuk menunjukkan keahlian dan kemampuan mereka dan akan traveling keliling dunia.

Selain melibatkan juri asal Indonesia, Andrew Soetiono (founder Indonesia Whisky Research Society), untuk memberikan penilaian pada "Final Indonesia World Class Competition 2019" kali ini juga mendatangkan Jane Kaew-yod (Best Bartender Diageo World Class Thailand 2018), Shawn Chong (Bartender Diageo World Class Thailand 2015), dan Lam Chi Mun (DBA Director, Singapore). Mot/sar


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER