Bupati Made Gianyar Matangkan Kembali Bunga Gumitir Jadi Maskot Bangli

  • 06 Mei 2019
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 2058 Pengunjung
istimewa

Bangli, suaradewata.com - Teka teki maskot Kabupaten Bangli akhirnya mulai terkuak. Dimana dalam Fokus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan serangkaian memperingati HUT Kota Bagli ke-815, Senin (5/5), Bupati Bangli I Made Gianyar kembali mengisyaratkan Bunga Gumitir dijadikan maskot Kabupaten Bangli. Menurutnya, selain memiliki fungsi ekonomi, agama dan seni, Gumitir juga mempunyai nilai religius, kemuliaan, keindahan dan kemasyarakatan. Dengan memilih Bunga Gumitir sebagai maskot, ia berharap segala sesuatu yang baik dan berguna tidak sulit didapatkan di Kabupaten Bangli.  FGD yang dipusatkan di ruang Rapat Krisna Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Bangli, menghadirkan narasumber Dr. Drs. Anak Agung Gede Raka, M.Si, Dosen Magister Administrasi Publik, Program Pasca Sarjana, Universitas Warmadewa Denpasar. Acara ini juga dihadiri oleh Ketua PHDI Kabupaten Bangli Drs. I Nyoman Sukra, Ketua Majelis Madya Desa Pakraman Kabupaten Bangli I Made Rijasa dan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilingkungan Pemkab Bangli. Terungkap juga saat itu, sesuai rencana garapan Tari Bunga Gumitir akan dipentaskan secara perdana saat peringatan Puncak Hut Bangli ke-815, pada 10 Mei mendatang di lapangan Kapten Mudita Bangli.  

Bupati Bangli I Made Gianyar saat membuka FGD mengatakan, sesungguhnya ide membuat maskot Kabupaten Bangli telah digagas sejak masa kepemimpinan Bupati Bangli Ida Bagus Gede Agung Ladip, dengan memilih bunga Pucuk Bang. Namun karena tidak ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah (Perda) atau Peraturan Bupati (Perbup), akhirnya Kabupaten Gianyar yang memakainya. Selanjutnya ketika kepemimpinan Bupati Bangli I Nengah Arnawa, muncul ide menjadikan Bunga Sandat sebagai maskot, bahkan sudah digarap dalam bentuk tarian. Namun tanpa diduga, Kabupaten Tabanan mengklaim Bunga Sandat telah menjadi maskotnya yang diperkuat dengan Perda.

Bupati Made Gianyar juga mengaku sempat terjadi perdebatan antara dirinya dengan Bupati Tabanan (Ni Putu Eka Wiryastuti). “Waktu itu saya mendapat undangan dari Bupati Tabanan untuk menghadiri acara. Ternyata disana dipentaskan Tari Sekar Sandat. Seketika saya protes karena Kabupaten Bangli juga memakai sandat sebagai maskot. Disana saya sempat debat teble dengan ibu Bupati Tabanan. Saya katakan, Bunga Sandat sudah lebih dulu dijadikan maskot oleh Kabupaten Bangli. Disana saya ditanya, apa ada bukti bunga sandat jadi maskot Bangli. Kemudian saya telpon Kadis Budpar dan saya tanyakan ada yang mengatur maskot Bangli. Ternyata disampaikan tidak ada yang mengatur, baik itu Perda atau Perbup. Sedangkan maskot bunga sandat di Tabanan sudah diatur oleh Perda. Berdasarkan itu, saya tidak bisa lagi berdebat, karena tidak punya dasar hukum untuk mengklaim bunga sandat”kenangnya.

Pada kesempatan itu, Bupati Made Gianyar juga bercerita singkat bagaimana ia bisa memilih dan berencana menjadikan Bunga Gumitir sebagai maskot Kabupaten Bangli. Menurutnya, ketika berbicara bunga gumitir, apakah bunga ini baik atau tidak, ia menilai bunga ini sangat baik, sama baiknya dengan bunga-bunga jenis lainnya, karena semua bunga merupakan ciptaan Ida Sanghyang Widhi Wasa. “Jadi kalau saya pribadi memberikan urutan penilaian, ini bunga nomor satu, ini bunga nomor dua dan seterusnya, sepertinya saya melampaui kewenangan Ida Sanghyang Widhi Wasa. Maka saya berfikir, bunga gumitir itu baik, sama baiknya dengan bunga-bunga yang lain”terangnya. Ia berharap, FGD hari ini bisa memberikan hasil yang positif, sehingga Kabupaten Bangli bisa segera memiliki maskot. Ia juga berharap, dalam FGD ini naskah akademik bisa dihasilkan dan bisa ditindaklanjuti dengan produk hukum, baik itu Perda maupun Perbup.

Sementara itu narasumber FGD Anak Agung Gede Raka dalam paparannya menyampaikan, maskot merupakan lambang pembawa keberuntungan atau keselamatan. Menurutnya, maskot dapat berupa orang, binatang atau benda. Namun dalam penentuan atau memilih sesuatu untuk dijadikan maskot, tentu melalui sebuah proses dan kajian yang mendalam.

Sambung dia, dipilihkan bunga gumitir sebagai maskot, karena selain bunga tersebut mudah tumbuh, harga terjangkau dan memiliki banyak manfaat, yang tidak kalah penting adalah, bunga tersebut memiliki nilai sosial dan representatif untuk suatu daerah yang hotrogen. Sedangkan manfaat dari maskot, sambung dia, adalah sebagai petunjuk identitas suatu daerah. Artinya, ketika melihat bunga gumitir, terlebih ditampilkan dalam bentuk tarian, tentu dengan mudah akan diketahui oleh siapapun, bahwa bunga gumitir adalah maskot Kabupaten Bangli.ard/nop


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER