Pura Ulun Siwi Candikuning Jatiluwih Miliki Keunikan Sendiri

  • 30 Januari 2019
  • 00:00 WITA
  • Tabanan
  • Dibaca: 3692 Pengunjung
suaradewata

Tabanan, suaradewata.com - Selain terkenal dengan hamparan sawah berterasering, Jatiluwih sendiri juga memiliki sebuah Pura yang memiliki keunikan tersendiri. Pura tersebut yakni Pura Ulun Siwi Candikuning yang terletak di Banjar Dinas Gunung Sari Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel. Keunikannya Pura ini memiliki 6 patung bersejarah yang sudah masuk dalam situs Arkeologi.

Pekaseh Jatiluwih, Wayan Mustra menerangkan Pura Ulun Siwi Candikuning Gunung Sari keempon oleh subak Jatiluwih tempek Gunung Sari. Dimana saat ini Pura Ulun Siwi Candikuning pada hari Rabu, (30/01/2019), telah berlangsung piodalan. Piodalannya dilaksanakan tiap 6 bulan sekali dan tiap 6 bulan sekali perayaannya ada 3 jenis piodalan, yakni piodalan alit, piodalan ageng dan piodalan sarin tahun. 

"Mangkin piodalan sarin tahun, sejarah niki sampun ada dari pelingsir pelingsir, beberapa patung patung niki masuk situs arkeologi, ada sekitar 6 patung bersejarah," ucap Mustra, Rabu, (30/01/2019). 

Mustra mengatakan Pura Ulun Siwi Candikuning sendiri merupakan penganceng/pengrajeg Puri Anom Tabanan. Dalam Pura terdapat Linggih Ageng, Pelinggih Batu Aus, Pelinggih Ratu Nyoman, juga ada Gedong simpen, ada Pelinggih Betara Sri, selain itu juga ada Persimpangan Pura Tamblingan, ada pura Bejinya juga dan juga ada Pura Dalem Candikuning. Dalam piodalan sarin tahun ini menghaturkan 40 ikat padi dalam upacara piodalannya. Dan tidak kalah pentingnya di dalam Pura terdapat pohon Pule yang unik dari dulu besarnya hanya segitu. 

"Niki wenten sumber mata air dinamakan klebusan lis, sejarahnya ketika mulang pakelem di Danau Tamblingan Buleleng itu keluarnya disumber mata air disini hanya lisnya saja, sisanya sekadi bebek keluarnya di Beji Puncak Selat," ucapnya.

"Niki juga wenten due ida merupa macan gading, macan selem, lan ular poleng duwen pura niki, Sewaktu waktu bisa muncul dan bisa hilang ," paparnya.

Kelihan Tempek Gunung Sari, Made Centing menuturkan Pura Ulun Siwi Candikuning ini diempon oleh 37 KK pada tempek Gunung Sari. Selain piodalan 6 bulan sekali, tiap tahunnya ada pengristitiannya memargi langsung nunas tirta di Pura Danau Tamblingan selanjutnya ke persimpangan Tamblingan di Pura Ulun Siwi Candikuning. Tirta tersebut nantinya dibawa ke masing-masing sawah yang ada di Jatiluwih khusunya di tempek Gunung Sari.

"Tirta ini berfungsi untuk supaya tidak dicari tangluk merana (hama) dan juga agar tanaman disawah menjadi subur," kata Centing.

Kemudian, kembali Lagi nunas tirta di Pura Pakendungan, Pura Tanah Lot dan di Puri Cokordo Tabanan yang sama-sama berfungai untuk nanggluk merana. Selanjutnya dilinggihkan di Pura Bedugul ring tempek gunung sari, Setelah itu baru dibawa ke sawah pada masing-masing sawah ada pelinggihnya dan disana dipercikan tirtanya.. 

"Harapan saya supaya terus mengajegkan Pura ini, agar semuanya pada memargi, kalau ada maunya niki di Pura ini masih banyak kurang dibangun, berharap dari Pemerintah memberikan bantuan, bantuan berupa bangunan di Pura karena banyak perlu direhab," harapnya.

Sementara, Manager DTW Jatiluwih I Nengah Sutirtayasa terkait hal itu mengungkapkan dari DTW Jatiluwih sekarang di tahun 2019 merupakan management baru dan di management ini sudah tebentuk divisi pelestarian budaya tentang budaya yang ada di Jatiluwih. Dari divisi ini tujuannya untuk mengangkat segala potensi pendukung pariwisata DTW Jatiluwih seperti salah satunya kegiatan dari pelaksanaan piodalan Pura Candikuning. Yang memang ada kaitannya dengan jajaran kemiri Baturkaru yaitu Pura Petali dan subak yang ada di Jatiluwih khususnya Subak di Gunung Sari .

"Jadi segala keunikan yang terdapat di Pura Candikuning itu merupakan salah satu sebuah bagian dari sejarah dari obyek yang kita kenal sekarang yaitu Daya Tarik Wisata Jatiluwih," ungkap Sutirtayasa.

Khusus untuk perhatian dari DTW sendiri mengenai pura-pura yang ada di Jatiluwih dari sebelumnya kita sudah memberikan perhatian kepada subak dari segi kegiatan upacara-upacara yang dilakukan di Bedugul masing-masing yang sudah kita retribusikan dan berikan sebuah anggaran dari CSR management. Dan tentunya khusus untuk Pura Candikuning yang merupakan salah satu Ulun Siwi Subak tentu juga kita akan alokasikan sebuah anggaran CSR untuk mendukung upacara tersebut.

"Untuk kegiatan ritual yang kita ketahui dampak dari alokasi dana tersebut juga mendapatkan dampak positif dari warga setempat (pengempon),"ujarnya.

"Karena sebelumnya dari kegiatan tersebut, warga setempat atau pengempon beriuran atau memungut iuran untuk acara piodalannya, dan sekarang dari perhatian DTW sangat meringankan warga setempat, selain itu juga sedikit demi sedikit penunjang Pariwisata di bidang budaya di Desa Jatiluwih untuk mendukung Pariwisata berkelanjutan bisa terangkat," imbuhnya. ang/rat


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER