BIN Tidak Menyuap Ormas Mahasiswa Agar Tidak Kritis Terhadap Pemerintah

  • 18 November 2018
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 1837 Pengunjung
google

Opini, suaradewata.com - Beredar kabar minta klarifikasi di Twitter Joko Edy Abdurrahman (mantan DPR-RI) bahwa  Kepala BIN menyuap beberapa Ormas Mahasiswa (PB HMI, PMII, GMNI, GMKI, PMKRI, IMM, Hikmabudhi, KMHDI) yang masing-masing  mendapat Rp 200 juta per bulan, Ketua PB mendapat Rp 20 juta per bulan.

Kabarnya Ormas mahasiswa ini diminta untuk atas nama organisasi agar tidak mengkritisi dan oposan terhadap pemerintahan Jokowi minimal sampai Oktober 2019, dan ada penggelontoran dana untuk deklarasi.

Isu tersebut tidak benar dan mendiskreditkan pemerintah, dalam hal ini BIN.

BIN tidak melarang siapapun mengkritisi pemerintah, sebab kritik dan saran adalah sarana evaluasi untuk kemajuan bangsa. Namun kritik harus ada data dan fakta serta diberikan solusi.

Selama ini kritik dan saran terus terjadi dan tidak masalah, sebab ada hak jawab yang  diberikan UU secara berimbang (cover both side).

Munculnya berbagai Ormas Relawan adalah kehendak masyarakat untuk berserikat dan berkumpul secara sukarela. Tidak perlu didorong oleh siapapun termasuk BIN, dan itu sah menurut UU.

Ormas bebas menyuarakan sesuatu namun tetap harus bertanggung jawab, bukan hoax, bukan fitnah, sebab  mereka dapat terkena sanksi berdasarkan UU ITE.

Berbagai deklarasi terjadi  di Indonesia. Ini tanggung jawab pengurus organisasi yang bersangkutan. Deklarasi tumbuh atas simpati rakyat berdasar pilihan untuk mendukung Capres-cawapres masing-masing. Tidak ada paksaan dalam menentukan pilihan dukungan tersebut.

BIN membebaskan seluruh Ormas dan warga negara untuk melakukan  deklarasi maupun kampanye  selama tidak melanggar UU. Jadi berita yang menyatakan BIN menyuap Ormas Mahasiswa agar tidak kritis kepada pemerintah adalah hoax.

 

Demikian, Terima kasih

Jubir Kepala BIN

Wawan Hari Purwanto


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER