Momen IMF Harus Dimanfaatkan untuk Pembangunan Pariwisata Bali yang Seimbang

  • 10 Oktober 2018
  • 00:00 WITA
  • Badung
  • Dibaca: 2385 Pengunjung
istimewa

Badung, suaradewata.com - Pemanfaatan ajang Annual Meetings IMF-WB di Bali yang dilaksanakan pada 12-14 Oktober 2018 di Bali, harus benar-benar dimanfaatkan oleh Pemerintah maupun stakeholder terkait, tidak hanya berkaitan dengan euforia yang ditimbulkan saja. Lebih dari itu, Pemerintah Daerah harus berani dan mengupayakan posisi tawar untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan pariwisata Bali yang berkeadilan melalui pembangunan infrastruktur yang bisa menjangkau seluruh wilayah Bali secara merata dan membuka akses ke potensi-potensi obyek wisata yang belum dikembangkan secara maksimal.

Hal ini disampaikan oleh I Made Abdi Negara, Direktur Eksekutif Bali Business Network seusai menghadiri Side Event IMF – WB Annual Meetings 2018 dengan tajuk : Creative & Innovative Financing Forum yang digelar di Ungasan Bay View Hotel & Convention pada Rabu (10/10).

Menurut Abdi, pemerintah daerah harus memiliki kemampuan untuk memanfaatkan kesempatan hadirnya berbagai entitas keuangan dunia untuk menarik investasi sebanyak-banyaknya bagi pembangunan Bali melalui skema Infrastructur Financing, langkah ini sangat tepat mengingat Bali memiliki banyak potensi obyek wisata yang belum dikembangkan maksimal serta memiliki nilai tersendiri untuk para investor dan lembaga keuangan dunia. “Ini adalah langkah penting, agar kemudian kita tidak terjebak hanya pada euforia sesaat, namun pertemuan bersejarah yang mungkin saja tidak akan terulang lagi 10 hingga 20 tahun mendatang ini, membawa dampak jangka panjang bagi Bali,”ungkapnya.

Hal utama yang diperlukan, selain harus memiliki konsep yang baik, hendaknya juga didukung dengan tim professional yang terdiri dari tokoh-tokoh Bali yang memiliki wawasan dan kemampuan untuk mengetengahkan persoalan ke level internasional, Bali memiliki banyak professional yang mampu untuk itu.

“Jika hanya akan mengandalkan APBD, APBN, maupun BUMN, maka cita-cita untuk pemerataan pembangunan potensi pariwisata Bali akan sia-sia belaka, karena tentu saja APBD, APBN dan BUMN tidak akan mampu membiayainya,”jelasnya.

Di sisi lain, kesempatan atau momentum untuk bisa menyodorkan konsep-konsep pembangunan berkelanjutan, dan calon-calon investor yang hadir langsung ke Bali, tidak datang setiap saat. “Jika kemudian gelaran internasional ini lewat, maka kesempatan yang sama sulit kita peroleh lagi,”ujarnya.

Menurut pria 31 tahun asal Jembrana ini, ada beberapa fokus pembangunan untuk pengembangan potensi ekonomi yang berkelanjutan antara lain, jalan melingkar yang menjangkau pesisir barat dan utara Pulau Bali, Pembangunan Jalan Tol Denpasar-Jembrana, Pemisahan Pelabuhan Barang dengan Pelabuhan Pariwisata antara Benoa dengan Celukan Bawang yang di dukung Jalan Tol atau Short Cut yang menghubungkan Badung dengan Seririt via Pupuan dan Pembangunan Bandara Internasional di Buleleng.

“Kajian tentang perencanaan ini perlu disodorkan kembali, mengingat beberapa kali usulan dan kajian ini mencuat, namun selalu mentok pada penganggaran yang tidak mampu dicover baik oleh pemerintah pusat maupun konsorsium BUMN, sekaranglah kesempatan untuk itu terbuka,”  tegasnya. rls/ari


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER