Haru Bercampur Bahagia, Pengungsi Lahirkan Bayi Kembar Di RSU Bangli

  • 29 September 2017
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 3680 Pengunjung
suaradewata

Bangli, suaradewata.com - Perasaan haru bercampur bahagia dirasakan pasangan suami istri, I Wayan Subur (27) dan Ni Nengah Wardani (24) asal Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Pasalnya, pasutri asal zona rawan bencana pasca Gunung Agung berstatus awas, yang sejak enam hari terakhir terpaksa mengungsi di pos pengungsian banjar Pulasari, Desa Peninjoan, Tembuku, Bangli melahirkan anak kembar berjenis kelamin perempuan. Hanya saja, pasca melahirkan di RSU Bangli, rasa bahagianya bercampur bingung karena tidak tahu harus pindah kemana untuk bisa memberikan perawatan yang baik kepada kedua bayi perempuannya tersebut.

Sesuai informasi yang dihimpun di RSU Bangli, Jumat (29/09/2017) Wardani mulai merasakan sakit pada perutnya, Kamis (28/09/2017) sore saat masih ada di pengungsia. “Saat berada dipengungsian istri tyang yang sudah dalam kondisi hamil sembilan bulan, sempat mengeluarkan cairan tanda akan segera melahirkan sehingga langsung saya larikan ke Puskesmas terdekat,” ungkap

Selanjutnya dari Puskemas, yang bersangkutan langsung di rujuk ke RSU Bangli dan sekitar pukul 16. 10 wita, Wardani melahirkan anak pertamanya setelah dibantu paramedis. “Berselang sepuluh menit dari kelahiran anak pertama saya, anak kedua saya lahir secara normal,” ungkapnya. Sesuai catatan medis, diketahui kedua bayi kembar lahir sempurna dengan bobot 2,1 kilogram dan panjang 48 centimeter. Hanya saja, pasca melahirkan tersebut keluarga bayi kembar ini justru kebingunan memikirkan tempat lanjutan untuk merawat bayinya. “Kalau saya ajak ke pengungsian, takutnya kurang baik untuk kesehatan anak saya. Saya bingung harus diajak kemana sepulang dari Rumah Sakit,” ungkapnya.  

Sementara itu Wadir Pelayanan RSU Bangli, Ketut Darmaja, saat dikonfirmasi menyatakan saat ini kedua bayi kembar beserta ibunya masih menjalani perawatan lanjutan di Ruang Kenanga RSU Bangli. “Kondisi anak dan ibunya sangat sehat,” ujarnya. Lebih lanjut terkait persoalan yang dihadapi keluarga ini pasca melahirkan, pihak RSU Bangli mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Bangli untuk bisa membantu perawatan lebih lanjut. “Kita sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan. Kita sudah menyiapkan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK). Di tempat itu, kita bisa membantu untuk perawatan lanjutan bagi bayi dari keluarga pengungsi yang ada di Bangli,” jelasnya. Selain itu, untuk biaya persalinan bagi para pengungsi, pihaknya mengaku masih akan menunggu kebijakan pimpinan daerah untuk bisa membantu para pengungsi selama menjalani pengobatan dan perawatan di rumah sakit.ard/aga


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER