Ungkapan Rasa Syukur, Toya Devasya Haturkan ‘Pakelem’ Di Gunung Batur dan Danau Batur

  • 06 September 2017
  • 00:00 WITA
  • Bangli
  • Dibaca: 4137 Pengunjung
suaradewata.com

Banglisuaradewata.com – Sejumlah wewalungan berupa kerbau, kambing, angsa, itik dan berbagai sarana upacara lainnya dihaturkan sebagai ‘pakelem’ di Gunung Batur dan Danau Batur serangkaian Karya Malik Sumpah Agung, Bakti Pekelem Ring Segara lan Gunung Batur, Melaspas, Ngenteg Linggih lan Mupuk Pedagingan, yang digelar di Toya Devasya, Kintamani, Bangli Selasa (05/09/2017).

Diringan gamelan khas Bali, rangkaian prosesi karya dimeriahkan sejumlah pementasan tari sakral. Seperti tari rejang, tari baris, hingga Topeng Sidakarya. Karya ini sendiri dipuput oleh lima sulinggih dan dihadiri sejumlah tokoh masyarakat serta ratusan umat di wilayah sekitar. Dimana, karya tersebut bertujuan selain sebagai ungkapan puji syukur atas anugerah yang telah dikaruniakan Ida Hyang Widi Wasa. Juga sebagai bentuk harapan dan permohonan agar dianugerahkan keselamatan dan kemakmuran alam semesta beserta isinya.  

Sesuai pantauan, setelah persembahyangan bersama, pelaksanaan bakti pakelem ditengah Danau Batur baru dilakukan. Seluruh sarana upacara hingga hewan persembahan diangkut dengan menggunakan sarana jukung yang dirakit sedemikian rupa menuju ke tengah danau Batur. Selanjutnya, setelah melalui ritual tertentu, baru seluruh sarana upacara tersebut ditenggelamkan di tengah danau terbesar di Bali itu. Hal ini tentunya menyedot perhatian umat dan sejumlah wisatawan yang saat itu berlibur di Toya Devasya.

Ditemui disela-sela pelaksanaan karya, General Manager Toya Devasya, I Ketut Marjana, menyampaikan, rangkaian prosesi karya sudah dimulai sejak tanggal 21 Agustus lalu. “Hari ini merupakan puncak karya sebagai ungkapan puji syukur dan juga untuk mendoakan seluruh jagat raya, agar selalu dalam kondisi aman, tenteram, dan sejahtera,” ungkap Marjana. Diceritakan, untuk pakelem di Gunung Batur telah dilakukan tadi pagi. Sementara haturan bakti pakelem di Danau Batur dilakukan diakhir karya.

Dalam hal ini, lanjut Mantan Dirut PT. POS Indonesia ini, karya ini juga terkait dengan implementasi dari konsep Tri Hita Karana. Yakni, sebagai bentuk penghormatan terkait hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam. Terkait dengan itu, saat pelaksanaan pemelaspas dan ngerigana Marjana yang saat itu didampingi Manggala Karya, Jero Penyarikan Alitan, juga menyampaikan serangkaian karya tersebut juga digelar tawur atau pecaruan serta pemelaspasan dan ngeresigana untuk membersihkan dan menetralisir lingkungan sekitar dari pengaruh negative. “Selama ini, banyak anugerah bagi Toya Devasya pada khususnya telah dikaruniakan air panas yang begitu melimpah dan telah mampu kita kelola dengan baik. Kedepan kita harapkan, hal ini bisa turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kintamani dan Bangli pada umumnya,” pungkasnya.ard/aga


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER