Tak Ada Anggota Dewan, Sekwan Jadi Bulan-bulanan Massa Tolak Reklamasi

  • 13 Oktober 2016
  • 00:00 WITA
  • Denpasar
  • Dibaca: 4621 Pengunjung
suaradewata

Denpasar, suaradewata.com - Ribuan massa tolak reklamasi Teluk Benoa kembali mendatangi Gedung DPRD Bali, Kamis (13/10/2016), pukul 13.30 Wita. Sebagaimana aksi Agustus lalu, dalam aksi kali ini massa kembali menduduki Gedung Dewan. Pasalnya, tak ada satu pun wakil rakyat yang menerima kehadiran massa aksi.

Kondisi ini membuat massa aksi geram. Bahkan saat berorasi di hadapan massa aksi tolak reklamasi Teluk Benoa, Koordinator ForBali Wayan “Gendo” Suardana tampak marah. Ia menuding anggota DPRD Bali sengaja tidak mau menerima Pasubayan Desa Adat Tolak Reklamasi Teluk Benoa.

Ia juga menegaskan, alasan bahwa massa tolak reklamasi gelar demo tanpa mengirim surat pemberitahuan terlebih dahulu, hanya mengada-ada. Sebab, pihaknya sudah menyampaikan pemberitahuan kepada aparat kepolisian.

"Kami yakin, kepolisian sudah mengkoordinasikan dengan pihak DPRD Bali. Kalau tidak, mana mungkin banyak anggota polisi yang mengamankan pelaksanaan aksi demo?" tegasnya.

Pada kesempatan tersebut, ia juga menyayangkan anggota DPRD Bali sudah meninggalkan Gedung Dewan, pada saat jam kerja. "Apakah dibenarkan anggota dewan ada di luar kantor?” tanya Gendo.

Karena tak satupun wakil rakyat menunjukkan batang hidungnya, Sekretaris DPRD (Sekwan) Provinsi Bali Wayan Suarjana pun dijadikan bulan-bulanan. Gendo bahkan meminta Sekwan naik podium, dan menjelaskan kepada massa tolak reklamasi, kenapa tidak ada anggota dewan yang berkantor.

Bahkan ia mengancam, kalau Sekwan tidak mau naik podium untuk bicara, maka pihaknya yang akan masuk mencari ke dalam kantor. Gendo kemudian memerintahkan beberapa orang untuk membawa Sekwan kepada dirinya. Sekwan Wayan Suarjana, akhirnya datang dan naik ke panggung yang dibuat di atas mobil pick up.

“Saya minta maaf. Ini bukan kewenangan saya seperti yang dijelaskan saudara tercinta saya ini (Gendo, red),” tutur Wayan Suarjana. Menurut dia, anggota DPRD Bali tidak ada di kantor karena ada tugas yang dikerjakan oleh masing-masing anggota.

“Karena ada tugas masing-masing, maka hari ini kosong,” imbuh Wayan Suarjana, lalu turun dari podium. Hanya saja, Gendo tampak belum puas dengan jawaban Sekwan. Ia kembali memerintahkan untuk memerika agenda anggota DPRD Bali.

"Tidak ada alasan DPRD tidak menerima rakyat yang datang. Kita minta buku tugas DPRD. Atau antar utusan-utusan kami ke ruang-ruang komisi dan fraksi. Sekarang kita akan periksa ke mana mereka tugas,” tandas Gendo.

Ternyata setelah dicek oleh tim ForBali, tidak ada jadwal dan tugas yang jelas dari anggota DPRD Bali. Gendo sendiri kemudian turun panggung, dan panggung diserahkan kepada Pasubayan. Gendo bersama tim hukumnya, kembali mencari Sekwan. Namun, Sekwan tidak bersedia ditemui.

Setelah minta izin kepada aparat kepolisian, Gendo kemudian masuk ke ruang kerja Sekwan. "Setelah kita masuk, ternyata lampu ruangan dimatikan. Dan Sekwan sudah tidak. Sekwan kabur,” jelas Gendo, ketika kembali naik mimbar dan disambut teriakan dari massa tolak reklamasi.

Dalam aksi kali ini, selain menduduki Gedung Dewan, massa tolak reklamasi Teluk Benoa juga melakukan sweeping ke ruang fraksi dan komisi di Lantai II Gedung DPRD Bali. Dalam sweeping yang dilakukan dalam pengawalan aparat kepolisian, massa aksi tak mendapatkan satupun anggota dewan yang tersisa. san/hai



TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER