Jadikan Ramadhan 2015 Lebih Bermakna

  • 16 Juni 2015
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 2733 Pengunjung

Opini, suaradewata.com- Bulan Ramadhan adalah tamu istimewa yang merupakan kewajiban bagi kita sebagai tuan rumah untuk menyambut kedatanganya dengan suka cita dan memuliakannya. Ibaratnya jika ada presiden atau petinggi negara akan berkunjung ke rumah kita pasti kita akan direpotkan dengan berbagai persiapan untuk menyambutnya, menata dan memperindah rumah, menyiapkan makanan istimewa dan lain-lain. Begitu juga dengan bulan Ramadhan yang lebih dari sekedar presiden atau pejabat tinggi lain atau apa pun saja. Bulan Ramadhan adalah anugerah Allah yang luar biasa. Bulan Ramadhan adalah kesempatan untuk menyiapkan masa depan di dunia dan akhirat, oleh karenanya mesti mempersiapkan kehadirannya dengan persiapan yang paripurna agar bisa sukses meraih gelar takwa dan mendapat janji Allah yaitu ampunan dan bebas dari api neraka. Apa saja perkara yang harus dipersiapkan menjelang kedatangan tamu tersebut? segala sesuatu yang dihadapi akan lebih baik hasilnya jika memiliki persiapan sebelumnya. Tidak terkecuali dengan Bulan Ramadhan yang merupakan tamu yang sangat istimewa dan sudah lama dirindukan kehadirannya. Dengan persiapan yang baik kita bisa bersamanya dengan baik, dan kebersamaan yang baik akan membawa hasil yang baik pula dikemudian hari.

Persiapan Menyambut Ramadhan 2015

Dalam menyambut Bulan Ramadhan ada beberapa persiapan yang harus dilakukan yakni agar aktifitas di Ramadhan bisa optimal dijalankan, kita harus memiliki wawasan dan pemahaman yang benar dan cukup tentang Ramadhan dan hal-hal yang terkait dengannya. Caranya dengan membaca berbagai bahan rujukan dan menghadiri majelis-majelis ilmu yang membahas tentang Ramadhan. Kegiatan ini berguna untuk mengarahkan kita agar beribadah sesuai tuntunan Rasulullah SAW, sebelum, selama dan pasca Ramadhan. Jangan sampai pemahaman hal-hal yang berhubungan dengan Ramadhan justru baru didapatkan ketika di akhir-akhir Ramadhan. Selain itu, di bulan dan hari-hari menjelang Ramadhan jangan sampai kita melakukan maksiat berbentuk apapun. Hal ini dimaksudkan agar jauh hari sebelum Ramadhan tiba kadar keimanan kita sudah meningkat. Hitung-hitung sebagai pemanasan, sehingga ketika memasuki Ramadhan kita sudah terbiasa dengan berbagai kebaikan dan jauh dari keburukan. Jangan sampai terjadi lagi, kenikmatan Ramadhan baru kita rasakan justru di akhir-akhir Ramadhan. Aktifitas di bulan Ramadhan memerlukan fisik yang lebih prima dari bulan lainnya. Sebab, jika fisik lemah, kemulian yang dilimpahkan Tuhan YME pada bulan tersebut tidak dapat diraih secara maksimal. Kita harus membiasakan hidup sehat dengan mengatur pola makan, istirahat dan beraktifitas secara seimbang, serta cukup berolah raga, agar tubuh prima saat Ramadhan tiba. Sebaiknya, sebelum Ramadhan tiba kita sudah memiliki perbekalan harta yang cukup sehingga saat Ramadhan, waktu kita bisa lebih difokuskan untuk beribadah. Lebih dari itu, persiapan harta adalah untuk melipat gandakan sedekah atau infaq kita di bulan Ramadhan. Harus diingat pula bahwa, persiapan harta bukan untuk membeli keperluan buka puasa atau hidangan lebaran secara berlebihan sebagaimana tradisi masyarakat kita selama ini, yang bahkan cenderung ke arah israf dan tabdzir. Persiapan target peningkatan diri. Juga penting untuk kita persiapkan adalah target-target yang ingin kita capai di bulan Ramadhan nanti. Agar terjadi peningkatan dalam diri kita sesuai dengan yang kita inginkan. Misalnya target mengkhatamkan Al-quran atau menghafalnya, target penguasaan bahasa Arab atau melancarkannya, target menamatkan kitab-kitab tafsir, hadits dan lainnya, target jumlah infaq, membantu orang yang kesusahan, dan yang semisalnya. Baik dari sisi kwalitas maupun kwantitasnya. Pembuatan target capaian bulan Ramadhan akan memacu kita untuk beramal lebih baik lagi dari sebelumnya. Selain untuk pribadi, dalam keluarga atau organisasi kita pun sebaiknya juga dirancang target bersama yang akan dicapai di bulan Ramadhan 2015.

Bahagianya Kaum Muslimin

Alangkah bahagianya kaum muslimin dengan kedatangan bulan Ramadhan, bulan yang penuh keberkahan, bulan Al-Qur’an, bulan ampunan, bulan kasih sayang, bulan doa, bulan taubat, bulan kesabaran, dan bulan pembebasan dari api neraka. Bulan yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh segenap kaum muslimin. Bulan dimana orang-orang saleh dan para generasi salaf berdoa kepada Tuhan YME agar mereka disampaikan ke bulan Ramadhan enam bulan sebelum kedatangannya. Kenapa mereka begitu bersungguh-sungguh memohon kepada Allah agar disampaikan ke bulan Ramadhan? Mari kita dengarkan sabda Rasulullah Saw “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah telah mewajibkan di dalamnya puasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu langit, menutup pintu neraka, dan membelenggu setan-setan. Di dalamnya Allah memiliki satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa yang diharamkan kebaikan malam itu maka ia sungguh telah diharamkan (dari kebaikan). Hadits ini merupakan dasar dan dalil memberi ucapan selamat yang dilakukan kaum muslimin kepada muslimin lainnya dengan kedatangan bulan Ramadhan, bagaimana seorang mukmin tidak bergembira dengan dibukanya pintu sorga? bagaimana seorang mukmin tidak bergembira dengan ditutupnya pintu neraka? bagaimana orang yang berakal tidak bergembira dengan masa dimana setan-setan dibelenggu?” hendaklah kita juga mencontoh para salaf dengan senantiasa berdoa kepada Tuhan YME agar disampaikan ke bulan Ramadhan yang penuh dengan berbagai macam keberkahan dan keutamaan tersebut.

Niat Mulia dan Bersungguh-sunguh

Ketika Ramadhan menjelang banyak orang berbondong-bondong pergi ke pasar dan supermarket untuk persiapan berpuasa. Mereka juga mempersiapkan dan merencanakan anggaran pengeluaran anggaran untuk bulan tersebut. Tetapi sedikit dari mereka yang mempersiapkan hati dan niat untuk Ramadhan. Puluhan kali Ramadhan menghampiri seorang muslim tanpa meninggalkan pengaruh positif pada dirinya seakan-akan ibadah Ramadhan hanya sekedar ritual belaka, ssekedar ajang untuk menggugurkan kewajiban tanpa menghayati dan meresapi esensi ibadah tersebut, jika Ramadhan berlalu ia kembali kepada kondisinya semula. Tancapkanlah niat untuk menjadikan Ramadhan 2015 dan selanjutnya sebagai musim untuk menghasilkan berbagai macam kebaikan dan memetik pahala sebanyak-banyaknya. Anggaplah Ramadhan 2015 sebagai Ramadhan terakhir yang kita lalui karena kita tidak bisa menjamin kita akan bertemu Ramadhan di tahun-tahun berikutnya. Tanamkan tekad yang disertai dengan keikhlasan untuk konsisten dalam beramal saleh dan beribadah pada bulan Ramadhan ini.

Tujuan Ramadhan

Diantara karunia Tuhan YME adalah selalu mengulang-ulang kehadiran momen-momen kebaikan. Ada momen yang diulang setiap pekan, bulan, tahun dan lain-lain. Ramadhan adalah salah satu dari momen tersebut yang selalu datang setiap tahun. Ketika seorang hamba tenggelam dalam kelalaian karena harta benda, anak istri, dan perhiasan dunia lain yang membuat dia lupa kepada Rabbnya, terbius dengan godaan setan, dan terjatuh ke dalam berbagai macam bentuk maksiat datang bulan Ramadhan untuk mengingatkannya dari kelalaiannya, mengembalikannya kepada Rabbnya, dan mengajaknya kembali memperbaharui taubatnya. Ramadhan adalah bulan yang sangat layak untuk memperbarui taubat, karena di dalamnya dilipat gandakan kebaikan, dihapus dan diampuni dosa, dan diangkat derajat. Jika seorang hamba selalu dituntut untuk bertaubat setiap waktu, maka taubat pada bulan Ramadhan ini lebih dituntut lagi; karena Ramadhan adalah bulan mulia waktu dimana rahmat-rahmat Allah turun ke bumi. Mana para pendosa? Mana orang-orang yang melampaui batas? Mana orang-orang yang selalu bermaksiat kepada Allah siang malam? Mana orang-orang yang membalas nikmat Allah dengan maksiat, memerangi Allah di bumi-Nya, dan menentangnya dalam kekuasan-Nya? Segeralah bertaubat! Karena tak satu pun dari kita yang bersih dari dosa dan bebas dari maksiat. Pintu taubat selalu terbuka dan Allah senang dan gembira dengan taubat hambanya. Taubat yang sungguh-sungguh atau taubat nasuha adalah dengan meninggalkan maksiat yang dilakukan, menyesali apa yang telah dilakukan, dan berjanji untuk tidak kembali mengulangi maksiat tersebut, dan jika dosa yang dilakukannya berkaitan dengan hak orang lain hendaknya meminta maaf dan kerelaan dari orang tersebut.

Persiapan Fisik Dan Jasmani

Menahan diri untuk tidak makan dan minum seharian penuh selama sebulan tentu memerlukan kekuatan fisik yang tidak sedikit, belum lagi kekuatan yang dibutuhkan untuk menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan shalat tarawih dan shalat sunnah lainnya, ditambah kekuatan untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an dan beri’tikaf selama sepuluh hari di akhir Ramadhan. Kesemua hal ini menuntut kita selalu dalam kondisi prima sehingga dapat memanfaatkan Ramadhan dengan optimal dan maksimal. Melakukan puasa sunnah pada sebelum Ramadhan adalah salah satu cara melatih diri untuk mempersiapkan dan membiasakan diri menghadapi Ramadhan.  Dengan persiapan ini, semoga karunia terbesar di bulan Ramadhan dapat kita raih secara maksimal sehingga dapat membenteng diri dan keluarga dari sifat fanatik berlebihan (radikalisme) dan menumbuhkan sikap toleransi antar umat beragama, serta yang terpenting adalah tidak mengikuti aliran sesat dan kelompok radikalisme seperti ISIS dan Syiah. Untuk itu, marilah kita jadikan Ramadhan 2015 lebih baik dan bermakna dari yang telah kita lalui sebelumnya.

Herni Susanti, Penulis adalah Pemerhati Masalah Bangsa


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER