Melawan Propaganda ISIS Dengan Keyakinan Pancasila.

  • 09 Juni 2015
  • 00:00 WITA
  • Nasional
  • Dibaca: 2909 Pengunjung

Opini, suaradewata.com -Sebuah nasihat dari Noam Chomsky, seorang profesor linguistik dari Institut Teknologi Massachusetts, tersebut pantas untuk menanggapi fenomena maraknya propaganda Islam States of Iraq and Syria(ISIS) dan kelompok Radikal lainnya yang ramai diperbincangkan dunia. Islam States of Iraq and Syria(ISIS) masih terus berupaya memperluas pengaruhnya. Bahkanmasyarakat Indonesia juga mendapat pengaruh dari ISIS. Berbagai kelompok merespon ISIS di Indonesia, baik pro maupun kontra. Dikhawatirkanmasyarakat Indonesia menjadi sasaran propagandaISIS dengan ikut mendukung gerakan ini, meskipun sebenarnyabuta terhadapISIS. Tidak tanggung-tanggung, dukungan tersebut pun diberikan secara terbuka oleh sejumlah kelompok fundamentalis dengan melakukan deklarasi dan penyebaran himbauan untuk mendukung ISIS melalui tulisan.

Berbagai aksi ISIS yang dilakukan di Irak dan Suriah yang dapat dilihat di media sosial Youtubetidak pantas bila diterapkandi Indonesia. Sikap penolakan pun bermunculan dengan dalihmenjaga ideologi negaradari ajaran ISIS.Usaha untuk memblokir video tersebut sebenarnya belum maksimal, karena dapat dipastikan telah banyak orang yang mengunduh video tersebut di Youtube. Bahkan, hingga saat ini,berbagai video tersebut masih dapat ditemukan di youtube.Masyarakat Indonesia tidak boleh terpukau dengan video tersebut. Masyarakat harus menilai bahwa yang dilakukan ISIS di Irak dan Suriah, adalahtindakankekerasan tanpa perikemanusiaan. Kekerasan tersebut dilakukan terhadap orang-orang Yazidi yang dominan non Islam, di manabertentangan dengan ajaran agama Islam sendiri.

Berbagai upaya membendung PropagandaISISyang dilakukan pemerintah bersama ormas dan pemuka agama cukup  menariksimpati dari masyarakat Indonesia yang memang meyakini bahwa aksi-aksi ISIS sangat bertentangan dengan ajaran agama manapun dan dasar Pancasila sebagai falsafah hidup kita.Bahayapropaganda ISIS tidak hanya ditujukan untuk kalangan dewasa, bahkan remaja dini juga ikut menjadi sasaran bahkan anak-anak , hal ini tidak boleh terjadi dan harus dicegah sedini mungkin tdi Indonesia.  Upaya kongkrit dan tegas tetap dan terus dilakukan guna melindungi rakyat dan bangsa serta negara Indonesia.

Kita harus menyadari bahwa tidak ada satu agama pun termasuk Islam yang mengajarkan kekerasan. Oleh karena itu, kita tidak boleh menyamakan antara ISIS dengan Islam.  Segenap komponen bangsa, dari masyrakat hingga para penyelenggara harus waspada bahwa Indonesia adalah bangunan pruralisme dan multikultur yang harus tetap kita jaga dengan semangat persatuan dan perdamaian sebagaimana roh Pancasila. Jadi kita tidak akan dapat menerima bentuk-bentuk gerakan atau organisasi yang mengedepankan cara-cara radikal dan beruapaya mengancam Pancasila dan keutuhan NKRI, saatnya kita semua harus rapat barisan untuk menjaga keutuhan NKRI seperti yang dicita-citakan para pendahulu kita, maka peringatan Hari lahirnya Pancasila 1 Juni 2015 lalu  ini menjadi penting untuk kita ambil hikmah dan realisasikan semangat kebangsaan perjuangan bangsa Indonesia guna menghadapi tantangan bangsa saat ini dan masa-masa mendatang dengan melaksanakan secara konsisten falsafah dan dasar negara kita Pancasila secara benar dan konsisten guna menjawab berbagai problematikan bangsa kita. Peringatan lahirnya Pancasila pada 1 Juni ini dibarengi dengan bulan yang sama untuk umat Islam menjalankan bulan suci Ramadhan hendaknnya menjadi renungan dan komitmen untuk melaksanakan kecintaan kita kepada tanah air yang merupakan ibadah kita dengan tidak mentolerir segala bentuk aksi kekerasan yang bertentangan dengan ajaran agama kita. Saatnya kita menegaskan diri untuk menolak pengaruh-pengaruh radikalisme yang menyesatkan melalui propaganda-propaganda dengan dalih-dalih agama, semoga meomentum bulan Ramadhan ini dapat kita isi dengan segala hal yang baik dan damai serta memupuk kecintaan tanah air melalui keyakinan berbangsa dan bernegara dengan ikatan luhur kita dan janji kebangsaan kita yaitu melaksankan Pancasila sebagai pedoman, falsafah dasn dasar negara kita. Kita sudah lelah dengan segala problematika bangsa yang mebguras energi karena kita tidak konsisten dan konsekwen melaksankan janiji kebangsaan kita yaitu menjalankan kehidupan ini dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

“Everybody's worried about stopping terrorism. Well, there's a really easy way: stop participating in it.”

Umam Anshori Sudiro : Penulis aktif pada Forum Rahmatan lil Alamin.

 


TAGS :

Komentar

FACEBOOK

TWITTER